
Wait & See, Perang Dagang Bikin Pasar Obligasi Tak Bergairah
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
15 May 2019 09:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Masih panasnya perang dagang antara Amerika Serikat-China masih membuat pelaku pasar obligasi menunggu kondisi yang lebih kondusif lagi (wait and see) untuk mengambil keputusan investasi.
"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas [hingga akhir hari]. Kami masih merekomendasikan wait and see hari ini," ujar Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya pagi ini (15/5/19).
Perkembangan perang dagang menunjukkan bahwa Presiden AS Donald Trump semakin menekan posisi tawar China setelah menunjukkan seolah-olah bahwa dia akan memenangkan kesepakatan ini. Hal itu tampak dari pernyataannya terakhir Trump yang menyatakan bahwa China membutuhkan kesepakatan tersebut.
Inilah yang membuat Trump optimistis bahwa China akan mau mengadakan kesepakatan dengan AS lagi. Trump juga mengatakan bahwa persahabatan Trump dengan Presiden China Xi Jinping tidak terbatas.
Selain itu, Trump juga meminta bank sentral AS, The Fed, untuk mendukung posisinya dalam perang dagang yaitu dengan menurunkan tingkat suku bunga agar pertumbuhan ekonomi negara tersebut dapat lebih tinggi lagi.
Selama ini, permintaan Trump terkait kebijakan moneter The Fed selalu tersandung oleh data-data makroekonomi AS yang positif sehingga tidak memberikan kesempatan kepada bank sentral untuk kembali melunakkan kebijakan suku bunga.
Selain perang dagang, Trump juga yang mulai dianggap bak musuh segala adikuasa Thanos dalam film Avengers: Endgame. Nico mengatakan pelaku pasar juga akan memperhatikan data neraca perdagangan Indonesia yang akan dirilis hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article Rebound! Koreksi Pasar Obligasi 13 Hari Akhirnya Terhenti
"Pagi ini pasar obligasi diperkirakan akan dibuka melemah dengan potensi melemah terbatas [hingga akhir hari]. Kami masih merekomendasikan wait and see hari ini," ujar Maximilianus Nico Demus, Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, dalam risetnya pagi ini (15/5/19).
Perkembangan perang dagang menunjukkan bahwa Presiden AS Donald Trump semakin menekan posisi tawar China setelah menunjukkan seolah-olah bahwa dia akan memenangkan kesepakatan ini. Hal itu tampak dari pernyataannya terakhir Trump yang menyatakan bahwa China membutuhkan kesepakatan tersebut.
Inilah yang membuat Trump optimistis bahwa China akan mau mengadakan kesepakatan dengan AS lagi. Trump juga mengatakan bahwa persahabatan Trump dengan Presiden China Xi Jinping tidak terbatas.
Selain itu, Trump juga meminta bank sentral AS, The Fed, untuk mendukung posisinya dalam perang dagang yaitu dengan menurunkan tingkat suku bunga agar pertumbuhan ekonomi negara tersebut dapat lebih tinggi lagi.
Selama ini, permintaan Trump terkait kebijakan moneter The Fed selalu tersandung oleh data-data makroekonomi AS yang positif sehingga tidak memberikan kesempatan kepada bank sentral untuk kembali melunakkan kebijakan suku bunga.
Selain perang dagang, Trump juga yang mulai dianggap bak musuh segala adikuasa Thanos dalam film Avengers: Endgame. Nico mengatakan pelaku pasar juga akan memperhatikan data neraca perdagangan Indonesia yang akan dirilis hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas) Next Article Rebound! Koreksi Pasar Obligasi 13 Hari Akhirnya Terhenti
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular