Perang Dagang Dimulai! Ini Dampak ke Bursa Saham & Perbankan

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
14 May 2019 10:19
Perseteruan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China memasuki babak baru.
Foto: Cover Topik/Perang Dagang/Edward Ricardo
Jakarta, CNBC Indonesia - Perseteruan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China memasuki babak baru. Setelah AS menaikkan bea impor terhadap barang-barang China senilai US$200 miliar, China membalas menaikkan bea masuk produk asal Negeri Paman Sam senilai US$ 60 miliar mulai 1 Juni mendatang.

Produk-produk yang disasar termasuk berbagai hasil pertanian yang menjadi tumpuan banyak warga AS pemilih Presiden AS Donald Trump. Langkah ini menandai makin panasnya hubungan dagang kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu.

Indeks-indeks acuan di bursa Wall Street pada perdagangan Senin kemarin terkoreksi dalam, terimbas sentimen perang dagang tersebut. Indeks Dow Jones Industrial average anjlok 617,38 poin atau 2,38%, S&P 500 amblas 2,41%, sementara Nasdaq Composite rontok hingga 3,41% di akhir perdagangan.


Tak berhenti di sana, Indeks Shanghai langsung anjlok 1,1% pada saat pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (14/5/2019) ke level 2.872,83, sementara indeks Hang Seng terkoreksi cukup dalam, 2,1% ke level 27.951,12.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Octavianus Budiyanto menilai, perang dagang memberikan dampak yang membahayakan bagi perekonomian global.

"Dua kekuatan ekonomi dunia China dan Amerika seharusnya tidak melakukan hal ini karena memberi dampak terhadap konsep ekonomi bebas," kata Octavianus, kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/5/2019).


Namun di sisi lain menurut Oky, sapaan akrabnya, perang dagang juga membuka peluang bagi Indonesia untuk mengisi produk yang terkena tarif tinggi.

Bagi pasar saham domestik, katanya, perang dagang akan berdampak dalam jangka pendek karena terimbas koreksinya bursa saham global. "Dampak terhadap IHSG pasti ada dalam pendek karena pengaruh market global yang juga turun, contoh Dow jones tadi malam turun 600 poin lebih," kata Oky yang juga Direktur Utama Kresna Sekuritas ini.

Oky melanjutkan, ketegangan perang dagang juga membuka peluang kemungkinan harga batu bara Indonesia akan terkoreksi karena konsumsi batu bara China turun terimbas sentimen perlambatan ekonomi.

"Karena ada perlambatan ekonomi konsumsi atau demand batu bara akan berkurang," ujarnya.

Dampak ke Perbankan
Tidak hanya ke pasar keuangan, perbankan juga bakal terkena dampak bila ketidakpastian perang dagang terus berlanjut.

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah menilai pelaku pasar mesti tetap memperhatikan risiko ketidakpastian yang timbul dari ketegangan perang dagang AS-China.

"Jika isu perang dagang meluas memicu pelarian modal dari emerging markets, imbal hasil obligasi dan Surat Berharga Negara [SBN] akan naik. Masyarakat di banyak negara akan bergeser dari simpanan bank ke obligasi negara, itu akan memaksa bank menaikkan suku bunga simpanan. Tentu ini kita harus pertimbangkan kembali perkembangan yang ada," kata Halim Alamsyah, Senin (13/5/2019) di kantor LPS, Jakarta.

Simak ulasan perang dagang AS-China dan dampaknya ke IHSG.
[Gambas:Video CNBC]

(tas) Next Article AS-China Masih Membara, IHSG Sulit Keluar dari Tekanan

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular