Bursa AS Jatuh di atas 1% Setelah Beijing Balas Trump
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
13 May 2019 21:33

Jakarta, CNBC Indonesia-Bursa Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan awal pekan ini menyusul sikap tegas China mengenakan tarif balasan terhadap produk AS, yang mengindikasikan perang dagang semakin berkecamuk.
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) terbanting 457 poin pada sesi pembukaan perdagangan Senin (13/4/2019), sedangkan indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq tertekan masing-masing sebesar 1,5% dan 2,2%.
China akan menerapkan kenaikan tarif terhadap produk impor asal AS senilai US$60 miliar mulai tanggal 1 Juni, terutama produk-produk dari sektor pertanian. Ini merupakan balasan atas kenaikan tarif sebesar 25% terhadap produk asal China yang diumumkan pada Jumat pekan lalu.
Mengutip laporan CNBC International, China menilai pemerintah AS mengambil keputusan yang "merusak kepentingan kedua negara and tidak sejalan dengan ekspektasi umum komunitas internasional."
Harga saham Caterpillar anjlok lebih dari 3,5% sedangkan Apple turun 4,4%. Harga saham Boeing juga tertekan lebih dari 3% di tengah spekulasi produsen pesawat tersebut akan menjadi bidikan selanjutnya oleh Negeri Tirai Bambu.
"Tidak ada pemenang dalam perang dagang, merski China kemungkinan terpukul lebih parah," tutur chief global strategist Alpine Macro Chen Zhao dalam laporan risetnya. "Tujuan Trump adalah mencapai perjanjian yang menguntungkan dari China, dan tarif baru pekan lalu itu hanya taktikĀ untuk menekan Beijing agar memenuhi keinginan AS."
Bagi China, lanjutnya, harga ekonomi yang harus dibayar jika kehilangan pasar AS terlalu tinggi.
Bursa saham AS telah tertekan parah pekan lalu setelah Trump mengancam menaikkan tarif untuk produk China senilai total US$200 miliar, dengan tarif baru sebesar 25% dari sebelumnya 10%.
Indeks S&P 500 and Nasdaq anjlok 2,2% dan 3% pada pekan lalu, menjadi kinerja terburuknya sejak Desember 2018. Sementara itu, Dow Jones membukukan kinerja mingguan terburuk sejak Maret, dengan koreksi sebesar 2,1%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) terbanting 457 poin pada sesi pembukaan perdagangan Senin (13/4/2019), sedangkan indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq tertekan masing-masing sebesar 1,5% dan 2,2%.
China akan menerapkan kenaikan tarif terhadap produk impor asal AS senilai US$60 miliar mulai tanggal 1 Juni, terutama produk-produk dari sektor pertanian. Ini merupakan balasan atas kenaikan tarif sebesar 25% terhadap produk asal China yang diumumkan pada Jumat pekan lalu.
"Tidak ada pemenang dalam perang dagang, merski China kemungkinan terpukul lebih parah," tutur chief global strategist Alpine Macro Chen Zhao dalam laporan risetnya. "Tujuan Trump adalah mencapai perjanjian yang menguntungkan dari China, dan tarif baru pekan lalu itu hanya taktikĀ untuk menekan Beijing agar memenuhi keinginan AS."
Bagi China, lanjutnya, harga ekonomi yang harus dibayar jika kehilangan pasar AS terlalu tinggi.
Bursa saham AS telah tertekan parah pekan lalu setelah Trump mengancam menaikkan tarif untuk produk China senilai total US$200 miliar, dengan tarif baru sebesar 25% dari sebelumnya 10%.
Indeks S&P 500 and Nasdaq anjlok 2,2% dan 3% pada pekan lalu, menjadi kinerja terburuknya sejak Desember 2018. Sementara itu, Dow Jones membukukan kinerja mingguan terburuk sejak Maret, dengan koreksi sebesar 2,1%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular