Ibu Kota RI Bakal Pindah, Ini Rencana Emiten Properti

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
13 May 2019 17:28
Para pengembang masih menunggu kespatian dari pemerintah dalam memutuskan rencana tersebut.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana pemerintah memindahkan ibu kota Indonesia dari DKI Jakarta ke luar daerah menjadi perhatian pengembang properti. Para pengembang masih menunggu kepastian dari pemerintah dalam memutuskan rencana tersebut, salah satunya PT Ciputra Development Tbk (CTRA)

Direktur Independen Ciputra Development, Tulus Santoso Brotosiswojo mengatakan pihaknya sedang menunggu kepastian pemerintah dalam menetapkan ibu kota baru Indonesia.


"Masih terlalu awal, kami masih wait and see saja dulu," kata Tulus kepada CNBC Indonesia, Senin (13/05/2019).

Akan tetapi, lanjut Tulus, Ciputra pasti akan ikut meramaikan dan ikut membangun perumahan di ibu kota baru yang nanti akan ditetapkan oleh pemerintah, kendati waktunya belum pasti.

"Ya pasti ikut meramaikan-lah," kata Tulus. 

Sebelumnya Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan rencana pemindahan ibu kota juga akan berimbas pada perpindahan aparatur sipil negara (ASN). Jumlahnya sekitar 1,5 juta orang, termasuk anggota keluarga para ASN tersebut.

"Jadi harus membangun minimum kira-kira 400.000 rumah. Jadi rumah bermacam-macam. Tentu tidak rumah tipe 3x6," kata JK belum lama ini.

"Jadi ini suatu proses yang panjang, kan tiba-tiba semua sistem itu harus diubah," lanjut politikus senior Partai Golkar tersebut. Bappenas memprediksi anggaran untuk merealisasikan pemindahan ibu kota berkisar Rp 323 triliun hingga Rp 466 triliun.

Ciputra adalah emiten properti yang cukup fokus di pengembangan perumahan atau hunian. Tahun lalu, perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 7,67 triliun atau naik 19,05% year-on-year (YoY) dari tahun sebelumnya.

Padahal 2 tahun sebelumnya, pendapatan perusahaan milik taipan Ciputra ini selalu berada di kisaran Rp 6 triliun pada tahun 2017 dan 2016 atau masing-masing Rp 6,44 triliun dan Rp 6,74 triliun.

Perusahaan bahkan menunjukkan kinerja yang lebih baik pada pos bottom line (laba) karena kenaikan laba bersih CTRA tahun 2018 bahkan melebihi capaian peningkatan pendapatan.

Laba bersih perusahaan melonjak 32,55% YoY menjadi Rp 1,19 triliun dari yang sebelumnya hanya Rp 894,35 miliar. Margin bersih yang berhasil dibukukan CTRA pada tahun 2018 adalah 15,46%, naik 1,57 bps (basis poin) dari tahun 2017.


Simak perjalanan Jokowi mengunjungi calon ibu kota di Kaltim.
[Gambas:Video CNBC]

(hps/tas) Next Article Ibu Kota Baru Belum Final, Pengembang Raksasa Masih Takut

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular