Ibu Kota Baru Belum Final, Pengembang Raksasa Masih Takut

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
13 August 2019 13:34
Para pengembangan properti besar masih belum menaruh minat untuk membeli lahan
Foto: Presiden Joko Widodo menyambangi lokasi calon ibu kota baru Republik Indonesia yang disebut dengan
Jakarta, CNBC Indonesia - Para pengembangan properti besar masih belum menaruh minat untuk membeli lahan, untuk cadangan lahan (land bank), di Pulau Kalimantan merespons rencana pemindahan ibu kota negara. Mereka beralasan lokasi lahan yang final untuk ibu kota jadi penyebabnya.

Direktur Independen Ciputra Development, Tulus Santoso Brotosiswojo mengatakan pihaknya sedang menunggu kepastian pemerintah dalam menetapkan ibu kota baru Indonesia.

"Masih terlalu awal, kami masih wait and see saja dulu," kata Tulus kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.


Akan tetapi, lanjut Tulus, Ciputra pasti akan ikut meramaikan dan ikut membangun perumahan di ibu kota baru yang nanti akan ditetapkan oleh pemerintah, kendati waktunya belum pasti.

"Ya pasti ikut meramaikan-lah," kata Tulus.


Ia menambahkan sampai saat ini Ciputra belum ada ancang-ancang membeli lahan di Kalteng, sedangkan di Kaltim perseroan sudah punya cadangan tanah khususnya di Kota Samarinda dan Balikpapan.

"Di sana belum ada pergerakan yang meningkat terkait harga," kata Tulus, Selasa (13/8)

Sementara itu, Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk (DILD) Theresia Rustandi juga menyampaikan hal yang sama. Menurut Theresia, Intiland belum memutuskan dalam waktu dekat karena belum ada kepastian dari pemerintah terkait lokasi ibukota negara yang baru.

"Calonnya (calon ibu kota negara) kan belum jelas. Kami akan selalu explore segala opportunity," ujar Theresia.

Rencana pemindahan ibu kota negara tersebut memicu aksi spekulasi harga tanah.


Ketua DPD REI Kalimantan Tengah (Kalteng) Frans Martinus mengatakan meski lokasi persis ibu kota belum diumumkan oleh pemerintah, tapi ada ekses yang tak bisa dihindari yaitu soal harga lahan dan spekulan.

"Harga lahan sudah tak terkontrol lagi, buat kita pengembang rumah subsidi, kan jadi problem, sudah tak tercover lagi untuk bangun rumah subsidi," katanya dikutip Senin (11/8)

Khusus di Kalteng, ada kawasan segitigas emas di sana yang memang cocok untuk mendukung ibu kota baru karena infrastruktur sudah memadai. Yaitu Kabupaten Gunung Mas, Katingan, dan Palangkaraya.

"Cuma perlu edukasi kepada masyarakat, jangan sampai euforia...dia punya lahan tidur main asal jual aja, jadi problem, banyak spekulan," katanya.

Ia juga menggarisbawahi, ada atau tidak adanya rencana pemindahan ibu kota, Kalteng khususnya punya masalah serius soal lahan.

"Salah satu yang paling sekarang mendesak berat eskalasi konflik kasus pertahanan meningkat," katanya.


Sementara itu, Ketua DPD REI Kaltim Bagus Susatyo mengakui saat ini di kalangan pengembang, sudah ada informasi bahwa hanya dua opsi terkuat sebagai calon lokasi ibu kota yaitu Kalteng dan Kaltim. Namun, sebagai pengembang di Kaltim, Bagus memantau pergerakan harga lahan di Kaltim belum liar seperti yang jadi kekhawatiran adanya spekulan.

"Lokasi belum ditetapkan jadi soal tanah masih normal belum ada lonjakan harga, kerena belum ada yang tahu tepatnya," katanya.

Pindah Ibu Kota, Aset-aset Negara Bakal Dijual
[Gambas:Video CNBC]
(hps/hoi) Next Article Pentingnya Pengelolaan Tata Ruang Pembangunan Ibu Kota Baru

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular