
Balik Kanan, Grak! Rupiah Sudah Menguat Lagi!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 May 2019 14:43

Padahal hari ini ada sebuah sentimen negatif besar yang menggelayuti pasar keuangan Asia. Sentimen itu adalah mulai berlakunya kenaikan tarif bea masuk produk asal China ke AS.
Mulai hari ini, tarif bea masuk produk made in China senilai US$ 200 miliar yang awalnya 10% naik menjadi 25%. Ada lebih dari 5.700 produk di antaranya modem dan router internet, papan sirkuit elektronik, furnitur, suku cadang kendaraan bermotor, penyedot debu, dan bahan-bahan bangunan.
China pun merespons keras. Kementerian Perdagangan China menegaskan Beijing akan memberlakukan kebijakan serupa sebagai langkah pembalasan. Artinya, perang dagang AS-China akan kembali terjadi.
Semestinya ini menjadi sentimen negatif yang membuat nyali investor ciut dan ogah masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia, termasuk Indonesia.
Sebenarnya investor memang bermain aman sejak pagi tadi. Namun tiba-tiba sekarang risk appetite mereka sudah kembali. Apa yang terjadi?
Sepertinya investor masih menaruh harapan terhadap pertemuan Kepala Perwakilan Dagang AS dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He yang masih berlangsung di Washington. Ada kemungkinan pertemuan ini akhirnya mencapai sebuah kesepakatan menuju damai dagang.
Akibatnya, arus modal kembali masuk ke pasar keuangan Asia tidak terkecuali Indonesia. Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat merah sudah stagnan pada pukul 14:32 WIB.
Selain itu, ada kemungkinan investor menilai rupiah sudah tertekan terlalu dalam sehingga berpotensi mengalami technical rebound. Dalam sebulan terakhir, rupiah melemah sampai 1,31%. Rupiah yang sudah murah membuat investor kembali tertarik mengoleksi mata uang ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Mulai hari ini, tarif bea masuk produk made in China senilai US$ 200 miliar yang awalnya 10% naik menjadi 25%. Ada lebih dari 5.700 produk di antaranya modem dan router internet, papan sirkuit elektronik, furnitur, suku cadang kendaraan bermotor, penyedot debu, dan bahan-bahan bangunan.
China pun merespons keras. Kementerian Perdagangan China menegaskan Beijing akan memberlakukan kebijakan serupa sebagai langkah pembalasan. Artinya, perang dagang AS-China akan kembali terjadi.
Semestinya ini menjadi sentimen negatif yang membuat nyali investor ciut dan ogah masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia, termasuk Indonesia.
Sebenarnya investor memang bermain aman sejak pagi tadi. Namun tiba-tiba sekarang risk appetite mereka sudah kembali. Apa yang terjadi?
Sepertinya investor masih menaruh harapan terhadap pertemuan Kepala Perwakilan Dagang AS dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He yang masih berlangsung di Washington. Ada kemungkinan pertemuan ini akhirnya mencapai sebuah kesepakatan menuju damai dagang.
Akibatnya, arus modal kembali masuk ke pasar keuangan Asia tidak terkecuali Indonesia. Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat merah sudah stagnan pada pukul 14:32 WIB.
Selain itu, ada kemungkinan investor menilai rupiah sudah tertekan terlalu dalam sehingga berpotensi mengalami technical rebound. Dalam sebulan terakhir, rupiah melemah sampai 1,31%. Rupiah yang sudah murah membuat investor kembali tertarik mengoleksi mata uang ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular