Balik Kanan, Grak! Rupiah Sudah Menguat Lagi!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 May 2019 14:43
Balik Kanan, Grak! Rupiah Sudah Menguat Lagi!
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Arie Pratama)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ternyata masih bergerak labil. Dibuka menguat, kemudian melemah, kini rupiah menguat lagi. Maunya apa sih? 

Pada Jumat (10/5/2019) pukul 14:15 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.325. Rupiah menguat 0,14% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. 


Kala pembukaan pasar, rupiah menguat 0,17%. Namun itu tidak lama, rupiah kemudian melemah dan bertahan lumayan lama di jalur merah
.
Akan tetapi, rupiah perlahan mampu bangkit. Depresiasinya terus menipis dan kini berhasil menyeberang ke zona hijau. 



Akhirnya rupiah kembali berada satu barisan dengan mayoritas mata uang utama Asia yang menguat di hadapan dolar AS. Tinggal yen Jepang dan ringgit Malaysia yang masih tertinggal di area depresiasi. 

Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 14:21 WIB: 

 


(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Padahal hari ini ada sebuah sentimen negatif besar yang menggelayuti pasar keuangan Asia. Sentimen itu adalah mulai berlakunya kenaikan tarif bea masuk produk asal China ke AS. 

Mulai hari ini, tarif bea masuk produk made in China senilai US$ 200 miliar yang awalnya 10% naik menjadi 25%. Ada lebih dari 5.700 produk di antaranya modem dan router internet, papan sirkuit elektronik, furnitur, suku cadang kendaraan bermotor, penyedot debu, dan bahan-bahan bangunan. 

China pun merespons keras. Kementerian Perdagangan China menegaskan Beijing akan memberlakukan kebijakan serupa sebagai langkah pembalasan. Artinya, perang dagang AS-China akan kembali terjadi.


Semestinya ini menjadi sentimen negatif yang membuat nyali investor ciut dan ogah masuk ke pasar keuangan negara-negara berkembang Asia, termasuk Indonesia. 

Sebenarnya investor memang bermain aman sejak pagi tadi. Namun tiba-tiba sekarang risk appetite mereka sudah kembali. Apa yang terjadi? 

Sepertinya investor masih menaruh harapan terhadap pertemuan Kepala Perwakilan Dagang AS dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He yang masih berlangsung di Washington. Ada kemungkinan pertemuan ini akhirnya mencapai sebuah kesepakatan menuju damai dagang. 


Akibatnya, arus modal kembali masuk ke pasar keuangan Asia tidak terkecuali Indonesia. Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat merah sudah stagnan pada pukul 14:32 WIB. 

Selain itu, ada kemungkinan investor menilai rupiah sudah tertekan terlalu dalam sehingga berpotensi mengalami technical rebound. Dalam sebulan terakhir, rupiah melemah sampai 1,31%. Rupiah yang sudah murah membuat investor kembali tertarik mengoleksi mata uang ini.



TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular