
Terungkap! Ini Sejumlah Alasan CAD Makin Bengkak di Q1-2019
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
10 May 2019 12:55

Neraca pendapatan primer yang mana termasuk di dalamnya pembayaran deviden untuk investasi asing juga mengalami defisit yang lebih dalam.
Pembayaran investasi asing meningkat 1,67% YoY menjadi US$ 9,16 miliar. Sementara penerimaan investasi malah turun 27,1% YoY menjadi tinggal US$ 1,44 miliar. ini artinya lebih banyak dividen yang harus dibayarkan kepada pihak asing ketimbang dividen yang Indonesia dapatkan dari hasil investasi di luar negeri.
Pembayaran investasi asing meningkat 1,67% YoY menjadi US$ 9,16 miliar. Sementara penerimaan investasi malah turun 27,1% YoY menjadi tinggal US$ 1,44 miliar. ini artinya lebih banyak dividen yang harus dibayarkan kepada pihak asing ketimbang dividen yang Indonesia dapatkan dari hasil investasi di luar negeri.
Hal ini wajar mengingat investasi langsung pada sektor riil di Indonesia sebagian besar masih dipegang oleh investor asing. Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi asing menyumbang 55,3% dati total investasi langsung sepanjang kuartal I-2019.
Namun kali neraca pendapatan sekunder yang ditopang oleh penerimaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) membukukan surplus US$ 1,86 miliar, atau meningkat 29,1% YoY.
Penyebabnya adalah peningkatan jumlah TKI yang bekerja di luar negeri yang sebesar 10% YoY menjadi sebanyak 3.669.000 orang per kuartal I-2019. Sedangkan jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di Indonesia malah turun 3,4% YoY menjadi tinggal 84.000 orang.
Meskipun demikian, secara keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang mana menggabungkan transaksi berjalan, transaksi modal, dan transaksi finansial masih membukukan surplus sebesar US$ 2,4 miliar.
Namun perlu dicatat bahwa surplus NPI kali ini ditopang oleh transaksi finansial, yang mana separuhnya merupakan aliran dana di pasar saham dan obligasi (portofolio). Di pasar tersebut, investor dapat sekonyong-konyong menarik dana dengan cepat, alias hot money.
Namun kali neraca pendapatan sekunder yang ditopang oleh penerimaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) membukukan surplus US$ 1,86 miliar, atau meningkat 29,1% YoY.
Meskipun demikian, secara keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang mana menggabungkan transaksi berjalan, transaksi modal, dan transaksi finansial masih membukukan surplus sebesar US$ 2,4 miliar.
Namun perlu dicatat bahwa surplus NPI kali ini ditopang oleh transaksi finansial, yang mana separuhnya merupakan aliran dana di pasar saham dan obligasi (portofolio). Di pasar tersebut, investor dapat sekonyong-konyong menarik dana dengan cepat, alias hot money.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular