Gelisah Perang Dagang, Bursa Singapura Masih Terperosok

Houtmand P Saragih & Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
08 May 2019 08:33
Straits Times merosot 0,79% menjadi 3.286.32, ini adalah level pembukaan terendah sejak 2 April.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengikuti nasib bursa saham Wall Street dan Jepang, bursa saham acuan Singapura juga ikutan dibuka anjlok pada perdagangan hari ini, Rabu (8/5/2019)

Straits Times merosot 0,79% menjadi 3.286.32, ini adalah level pembukaan terendah sejak 2 April. Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 1 mencatatkan kenaikan harga, 26 saham melemah, dan 3 saham tidak mencatatkan perubahan harga.

Indeks-indeks kawasan Benua Kuning tamapak-nya akan kembali nelangsa pada perdagangan hari ini.

Perwakilan dagang AS Robert Lighthizer mengatakan kepada wartawan bahwa AS akan menaikkan bea masuk terhadap produk made in China mulai Jumat ini.

"Mereka (China) coba untuk mundur ke hal-hal yang sebelumnya pernah dibicarakan, jelas ada upaya untuk mengubah kesepakatan. Oleh karena itu, seluruh tim ekonomi pemerintahan AS sepakat dan merekomendasikan kepada presiden untuk bergerak maju dengan bea masuk jika kita tidak bisa menyelesaikan kesepakatan dagang akhir pekan ini," ungkap Mnuchin, mengutip Reuters.

Pernyataan Lighthizer dan Mnuchin muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengancam memberikan kenaikan tarif dari 10% menjadi 20% untuk produk China senilai US$ 200 miliar. Trump juga berencana mengenakan bea masuk 25% untuk US$ 325 miliar pada produk China yang belum kena bea masuk.

Perkembangan terbaru dialog dagang membuat pasar guncang, karena beberapa pekan kemarin pelaku pasar optimis bahwa perang dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia akan segera mencapai kesepakatan.

Pasalnya, baru bulan lalu, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan bahwa negosiasi berada di putaran terakhir dan berjalan sangat kondusif, dilansir The New York Times.

Perkembangan ini, berhasil mengalahkan sentimen domestik yang positif.

Data cadangan devisa negara Negeri Singa bulan April tercatat naik menjadi S$ 404,12 miliar dari sebelumnya S$ 400,7 miliar di bulan Maret. Ini merupakan capaian tertinggi dalam sejarah Singapura.

Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa) Next Article Kekhawatiran Mencuat, Bursa Singapura Dibuka di Zona Merah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular