
Penjualan Ritel Melesat, IHSG Siap Patahkan Koreksi 3 Hari
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 May 2019 12:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Dibuka menguat 0,25%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berangsur-angsur memperlebar penguatannya seiring dengan berjalannya waktu. Per akhir sesi 1, Selasa (7/5/2019), penguatan IHSG sudah mencapai 0,64% ke level 6.296,57.
Jika bertahan hingga akhir perdagangan sore nanti, maka IHSG akan memutus rentetan koreksi selama 3 hari beruntun. Dalam 3 hari perdagangan terakhir, koreksi IHSG mencapai 3,08%.
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan menguat. Indeks Shanghai naik 0,32%, indeks Hang Seng juga naik 0,16%, dan indeks Straits Times naik 0,19%.
Adanya perkembangan positif terkait negosiasi dagang AS-China sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning.
Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer yang merupakan orang nomor 1 di AS dalam hal negosiasi dagang dengan China mengonfirmasi bahwa delegasi China akan tetap berkunjung ke Washington untuk menggelar dialog dagang pada hari Kamis dan Jumat (9-10 Mei).
Sebelumnya, China disebut mempertimbangkan untuk membatalkan dialog dagang dengan AS pada pekan ini di Washington, seperti dilaporkan oleh Wall Street Journal yang dikutip dari CNBC Internatonal. Mengutip seorang sumber, Wall Street Journal melaporkan bahwa China disebut terkejut dengan ancaman Trump.
Ancaman Trump yang dimaksud adalah terkait rencana menaikkan bea masuk bagi produk-produk impor asal China. Pada akhir pekan kemarin, Trump mengungkapkan melalui cuitan di Twitter bahwa AS akan menaikkan bea masuk atas importasi produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar, dari yang saat ini 10% menjadi 25% pada hari Jumat.
Lebih lanjut, produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang saat ini bebas bea masuk dalam waktu dekat akan dibebankan bea masuk senilai 25%.
Rencana menaikkan bea masuk bagi produk-produk impor asal China sejatinya sudah dikonfirmasi juga oleh Lighthizer. Menurut Lighthizer, China telah mundur dari komitmen-komitmen yang sudah disepakati sebelumnya sehingga AS tak memiliki pilihan lain selain mengambil kebijakan yang keras tersebut.
"Sepanjang pekan lalu kami telah melihat pudarnya komitmen dari China, yang dalam pandangan kami adalah tidak bisa diterima," papar Lighthizer kepada para awak media di Washington, Senin (6/5/2019) waktu setempat.
Namun, negosiasi dagang yang akan tetap digelar memberikan optimisme kepada pelaku pasar bahwa damai dagang pada akhirnya tetap akan bisa diteken.
LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>
Secara sektoral, sektor barang konsumsi ( 0,83%) merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar terhadap penguatan IHSG. Aksi beli atas saham-saham konsumer dipicu oleh rilis angka pertumbuhan penjualan barang-barang ritel yang menggembirakan.
Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dirilis Bank Indonesia (BI) pada hari ini, penjualan barang-barang ritel diketahui melesat hingga 10,1% secara tahunan pada bulan Maret, mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya yakni pertumbuhan sebesar 2,5% saja.
Lantas, sepanjang 3 bulan pertama tahun ini pertumbuhan penjualan barang-barang ritel selalu berhasil mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya.
Untuk periode Januari 2019, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 7,2%, lebih baik dari capaian Januari 2018 yakni kontraksi sebesar 1,8%. Untuk periode Februari 2019, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 9,1%, lebih baik dari capaian Februari 2018 yakni pertumbuhan sebesar 1,5%.
Memasuki bulan Ramadan, pertumbuhan penjualan ritel bisa didorong untuk terus berada di level yang tinggi. Penyebabnya apa lagi kalau bukan distribusi Tunjangan Hari Raya (THR).
Presiden Joko Widodo sudah memastikan bahwa THR bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan dicairkan pada 24 Mei 2019 mendatang. Pencairan THR pun dipastikan tidak akan mengalami keterlambatan lantaran payung hukum yang menjadi dasar pelaksanaan kebijakan THR sudah diteken lebih awal oleh Jokowi.
Sementara untuk pekerja di perusahaan swasta, Kementerian Ketenagakerjaan sudah memutuskan bahwa pencairan THR harus dilakukan setidaknya seminggu sebelum Hari Raya Idul Fitri. Hal itu disampaikan sendiri oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri kepada wartawan ketika ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/5/2019).
"Iya (seminggu sebelum Lebaran)," ujar Hanif.
Saham-saham barang konsumsi yang diburu investor pada hari ini di antaranya: PT Indofarma Tbk/INAF ( 2,86%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM ( 2,3%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP ( 1,18%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP ( 0,78%), dan PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR ( 0,17%).
LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>
Sejatinya, penguatan IHSG bisa lebih tinggi lagi jika investor asing tak melakukan aksi jual. Pascamembukukan jual bersih senilai Rp 836,9 miliar di pasar saham Indonesia pada perdagangan kemarin, pada hari ini investor asing kembali membukukan jual bersih senilai Rp 66,5 miliar.
Pergerakan rupiah yang masih tak mendukung membuat investor asing kembali melego saham-saham di tanah air. Hingga siang hari, rupiah melemah 0,07% di pasar spot ke level Rp 14.300/dolar AS.
Jika pelemahannya bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menjadi hari ke-10 secara beruntun di mana rupiah tak pernah mencetak apresiasi.
Kali terakhir rupiah menguat adalah sehari selepas gelaran pemilihan umum atau pada tanggal 18 April silam. Selepas itu, rupiah ditransaksikan melemah atau setidaknya flat.
Kala rupiah terus saja gagal menguat bahkan cenderung melemah, tentu investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs, sehingga wajar jika aksi jual mereka lakukan di bursa saham tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Jelang Musim Laporan Keuangan, Ini Emiten Yang Mulai Diborong
Jika bertahan hingga akhir perdagangan sore nanti, maka IHSG akan memutus rentetan koreksi selama 3 hari beruntun. Dalam 3 hari perdagangan terakhir, koreksi IHSG mencapai 3,08%.
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan menguat. Indeks Shanghai naik 0,32%, indeks Hang Seng juga naik 0,16%, dan indeks Straits Times naik 0,19%.
Adanya perkembangan positif terkait negosiasi dagang AS-China sukses memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning.
Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer yang merupakan orang nomor 1 di AS dalam hal negosiasi dagang dengan China mengonfirmasi bahwa delegasi China akan tetap berkunjung ke Washington untuk menggelar dialog dagang pada hari Kamis dan Jumat (9-10 Mei).
Sebelumnya, China disebut mempertimbangkan untuk membatalkan dialog dagang dengan AS pada pekan ini di Washington, seperti dilaporkan oleh Wall Street Journal yang dikutip dari CNBC Internatonal. Mengutip seorang sumber, Wall Street Journal melaporkan bahwa China disebut terkejut dengan ancaman Trump.
Ancaman Trump yang dimaksud adalah terkait rencana menaikkan bea masuk bagi produk-produk impor asal China. Pada akhir pekan kemarin, Trump mengungkapkan melalui cuitan di Twitter bahwa AS akan menaikkan bea masuk atas importasi produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar, dari yang saat ini 10% menjadi 25% pada hari Jumat.
Lebih lanjut, produk impor asal China senilai US$ 325 miliar yang saat ini bebas bea masuk dalam waktu dekat akan dibebankan bea masuk senilai 25%.
Rencana menaikkan bea masuk bagi produk-produk impor asal China sejatinya sudah dikonfirmasi juga oleh Lighthizer. Menurut Lighthizer, China telah mundur dari komitmen-komitmen yang sudah disepakati sebelumnya sehingga AS tak memiliki pilihan lain selain mengambil kebijakan yang keras tersebut.
"Sepanjang pekan lalu kami telah melihat pudarnya komitmen dari China, yang dalam pandangan kami adalah tidak bisa diterima," papar Lighthizer kepada para awak media di Washington, Senin (6/5/2019) waktu setempat.
Namun, negosiasi dagang yang akan tetap digelar memberikan optimisme kepada pelaku pasar bahwa damai dagang pada akhirnya tetap akan bisa diteken.
LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>
Secara sektoral, sektor barang konsumsi ( 0,83%) merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar terhadap penguatan IHSG. Aksi beli atas saham-saham konsumer dipicu oleh rilis angka pertumbuhan penjualan barang-barang ritel yang menggembirakan.
Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dirilis Bank Indonesia (BI) pada hari ini, penjualan barang-barang ritel diketahui melesat hingga 10,1% secara tahunan pada bulan Maret, mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya yakni pertumbuhan sebesar 2,5% saja.
Lantas, sepanjang 3 bulan pertama tahun ini pertumbuhan penjualan barang-barang ritel selalu berhasil mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya.
Untuk periode Januari 2019, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 7,2%, lebih baik dari capaian Januari 2018 yakni kontraksi sebesar 1,8%. Untuk periode Februari 2019, penjualan barang-barang ritel tumbuh sebesar 9,1%, lebih baik dari capaian Februari 2018 yakni pertumbuhan sebesar 1,5%.
Memasuki bulan Ramadan, pertumbuhan penjualan ritel bisa didorong untuk terus berada di level yang tinggi. Penyebabnya apa lagi kalau bukan distribusi Tunjangan Hari Raya (THR).
Presiden Joko Widodo sudah memastikan bahwa THR bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) akan dicairkan pada 24 Mei 2019 mendatang. Pencairan THR pun dipastikan tidak akan mengalami keterlambatan lantaran payung hukum yang menjadi dasar pelaksanaan kebijakan THR sudah diteken lebih awal oleh Jokowi.
Sementara untuk pekerja di perusahaan swasta, Kementerian Ketenagakerjaan sudah memutuskan bahwa pencairan THR harus dilakukan setidaknya seminggu sebelum Hari Raya Idul Fitri. Hal itu disampaikan sendiri oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri kepada wartawan ketika ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (6/5/2019).
"Iya (seminggu sebelum Lebaran)," ujar Hanif.
Saham-saham barang konsumsi yang diburu investor pada hari ini di antaranya: PT Indofarma Tbk/INAF ( 2,86%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM ( 2,3%), PT HM Sampoerna Tbk/HMSP ( 1,18%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP ( 0,78%), dan PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR ( 0,17%).
LANJUT KE HALAMAN BERIKUTNYA>>
Sejatinya, penguatan IHSG bisa lebih tinggi lagi jika investor asing tak melakukan aksi jual. Pascamembukukan jual bersih senilai Rp 836,9 miliar di pasar saham Indonesia pada perdagangan kemarin, pada hari ini investor asing kembali membukukan jual bersih senilai Rp 66,5 miliar.
Pergerakan rupiah yang masih tak mendukung membuat investor asing kembali melego saham-saham di tanah air. Hingga siang hari, rupiah melemah 0,07% di pasar spot ke level Rp 14.300/dolar AS.
Jika pelemahannya bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menjadi hari ke-10 secara beruntun di mana rupiah tak pernah mencetak apresiasi.
Kali terakhir rupiah menguat adalah sehari selepas gelaran pemilihan umum atau pada tanggal 18 April silam. Selepas itu, rupiah ditransaksikan melemah atau setidaknya flat.
Kala rupiah terus saja gagal menguat bahkan cenderung melemah, tentu investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs, sehingga wajar jika aksi jual mereka lakukan di bursa saham tanah air.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Jelang Musim Laporan Keuangan, Ini Emiten Yang Mulai Diborong
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular