Pertumbuhan Ekonomi Loyo Gara-gara Pertanian Pangan Negatif

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
06 May 2019 13:15
Sektor Industri Pengolahan Loyo,  Perdagangan Menyelamatkan
Foto: Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I-2019, Indeks Tendensi Bisnis dan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I-2019, dan Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Februari 2019(CNBC Indonesia/Lidya Julita S)
Perlambatan pertumbuhan ekonomi juga tak hanya menyerang sektor pertanian. Sektor industri pengolahan secara keseluruhan pada kuartal I-2019 juga hanya mampu tumbuh sebesar 3,86% YoY, melambat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 4,6% YoY.
Meskipun industri makanan dan minuman tumbuh cukup pesat, yaitu 6,77% YoY, namun sejatinya jauh melambat dibanding tahun sebelumnya. Karena pada kuartal I-2018, industri makanan dan minuman bisa tumbuh sebesar 12,77% YoY.
Padahal Suhariyanto mengatakan bahwa kali ini industri makanan dan minuman sudah didorong oleh peningkatan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) serta persiapan menjelang Ramadan dan lebaran.

masih dieditSumber: Badan Pusat Statistik
Nasib yang lebih mengenaskan terjadi pada industri batu bara dan pengolahan migas, yang mana harus rela terkontraksi hingga 4,19% YoY di kuartal I-2019. Capaian ini jauh lebih buruk dibanding kuartal I-2018 dimana kala itu mampu tumbuh 0,6y% YoY. Hal ini disebabkan oleh harga batu bara dan minyak bumi yang mengalami penurunan.

Berdasarkan data Refinitiv, harga rata-rata batu bara Newcastle yang sering dijadikan harga acuan batu bara global sepanjang kuartal I-2019 turun 6,1% YoY. Sedangkan harga minyak jenis Brent yang dapat menjadi proxy mengukur harga minyak Indonesia turun 5,04% YoY pada periode yang sama.
Sementara itu industri tekstil dan pakaian jadi mampu tumbuh hingga 18,96% YoY atau lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 7,46% YoY. Ini diakibatkan adanya pesta demokrasi terbesar Indonesia, Pemilihan Umum (Pemilu), yang jatuh pada bulan April 2019.
Pun jauh hari sebelum Pemilu, aktivitas kampanye juga sudah marak dilakukan. Produksi kaus-kaus partai pun mampu mendongkrak kinerja industri tekstil.
Tak hanya itu, industri kertas dan percetakan juga melesat hingga 9,22% YoY di kuartal I-2019, padahal tahun sebelumnya terkontraksi 0,18%.
Namun setidaknya di kuartal I-2019, kinerja sektor perdagangan dapat sedikit menyelamatkan nasib pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor ini mampu tumbuh 5,26% YoY, meningkat ketimbang tahun sebelumnya yang hanya 4,99% YoY.
Lagi-lagi, penyebanya adalah permintaan logistik untuk aktivitas kampanye Pemilu yang meningkat. Hal ini agaknya wajar karena sepanjang kampanye kebutuhan logistik partai meningkat secara signifikan. Apalagi kampanye ini dilakukan secara nasional.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(taa/dru)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular