IHSG Rontok, Pagi-pagi Asing Bawa Kabur Rp 247 M

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 May 2019 10:14
IHSG Rontok, Pagi-pagi Asing Bawa Kabur Rp 247 M
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan pertama di pekan ini tak berlangsung mudah bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dibuka anjlok 1,02%, pelemahan IHSG berangsur-angsur menjadi kian dalam seiring berjalannya waktu. Pada pukul 9:42 WIB, koreksi IHSG adalah sebesar 1,17% ke level 6.245,33. IHSG kini berada di titik terlemahnya sejak 3 Januari silam.

Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia lainnya yang juga ditransaksikan di zona merah: indeks Shanghai anjlok 3,88%, indeks Hang Seng jatuh 2,95%, dan indeks Straits Times terpangkas 2,97%. Sementara itu, perdagangan di bursa saham Jepang dan Korea Selatan diliburkan pada hari ini.

Investor asing memegang peranan penting dalam memicu anjloknya IHSG pada hari ini. Masih juga pagi hari, investor asing sudah membukukan jual bersih senilai Rp 247 miliar di pasar saham tanah air.

Bara perang dagang AS-China yang kembali memanas membuat investor asing tak memiliki pilihan lain selain melego saham-saham di tanah air. Sekedar mengingatkan, Pada hari Selasa (30/4/2019) delegasi AS menggelar dialog dagang lanjutan dengan China di Beijing. Delegasi AS dipimpin oleh Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, sementara delegasi China dikomandoi oleh Wakil Perdana Menteri Liu He.

Selepas pertemuan berlangsung, beberapa orang sumber mengatakan kepada CNBC International bahwa kesepakatan dagang AS-China bisa diumumkan pada hari Jumat pekan ini (10/5/2019).

Namun, kini optimisme itu sirna dan situasinya justru berbalik 180 derajat. Presiden AS Donald Trump nyatanya memutuskan untuk menaikkan bea masuk atas importasi produk-produk asal China senilai US$ 200 miliar.

"Selama 10 bulan terakhir, China membayar bea masuk 25% untuk importasi produk-produk high-tech senilai US$ 50 miliar dan 10% untuk produk-produk lain senilai US$ 200 miliar. Pembayaran ini sedikit banyak berperan dalam data-data ekonomi kita yang bagus. Jadi yang 10% akan naik menjadi 25% pada Jumat. Sementara US$ 325 miliar importasi produk-produk China belum kena bea masuk, tetapi dalam waktu dekat akan dikenakan 25%. Bea masuk ini berdampak kecil terhadap harga produk. Dialog dagang tetap berlanjut, tetapi terlalu lamban, karena mereka berupaya melakukan renegosiasi. Tidak!" cuit Trump melalui akun Twitter-nya, @realDonaldTrump.

Jika kenaikan bea masuk tersebut benar dieksekusi, maka laju perekonomian kedua negara, khususnya China, akan semakin tersakiti. Ketika ini yang terjadi, maka laju perekonomian dunia akan ikut terkena dampak negatifnya.
Selain itu, eskalasi perang dagang AS-China yang direspons negatif oleh rupiah memperbesar intensitas jual yang dilakukan investor asing di pasar saham. Hingga berita ini diturunkan, rupiah ditransaksikan melemah 0,35% di pasar spot ke level Rp 14.300/dolar AS.

Jika pelemahannya bertahan hingga akhir perdagangan, maka akan menjadi hari ke-10 secara beruntun di mana rupiah tak pernah mencetak apresiasi. Kali terakhir rupiah menguat adalah sehari selepas gelaran pemilihan umum atau pada tanggal 18 April silam. Selepas itu, rupiah ditransaksikan melemah atau setidaknya flat.

Kala rupiah terus saja gagal menguat bahkan cenderung melemah, tentu investor asing berpotensi menanggung yang namanya kerugian kurs, sehingga wajar jika aksi jual mereka lakukan di bursa saham tanah air.

Saham-saham yang banyak dilego investor asing pada hari ini di antaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 130,4 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 44 miliar), PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (Rp 33 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 32,3 miliar), dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 23,2 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular