
Menanti Data Inflasi, Sektor Konsumer Jadi Sorotan
Iswari Anggit, CNBC Indonesia
02 May 2019 08:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi April 2019 pada Kamis hari ini (2/5/2019) yang akan menunjukkan bagaimana tingat konsumsi masyarakat Indonesia.
Apalagi, dengan semakin dekatnya bulan suci Ramadan bagi umat Muslim, biasanya menjadi periode puncak konsumsi masyarakat Indonesia.
Konsensus yang dihimpun Tim Riset CNBC Indonesia mengungkapkan tingkat inflasi secara bulanan (month-to-month/mtm) diperkirakan berada pada level 0,3% pada April 2019. Secara tahunan (year-on-year/yoy) inflasi diprediksi berada di level 2,665%.
Sebagai perbandingan, inflasi Maret 2019 berada di level 0,11% (mtm) dan 2,48% (yoy).
Tim Riset CNBC Indonesia menilai angka inflasi menunjukkan kuat-lemahnya konsumsi masyarakat Indonesia dalam periode tertentu.
Sepanjang kuartal I/ 2019, konsumsi masyarakat Indonesia terbilang kuat. Hal ini dibuktikan melalui data Survei Penjualan Eceran (SPE) dari Bank Indonesia (BI), yang menunjukkan peningkatan penjualan barang-barang ritel hingga 9,1% (yoy) pada Februari 2019. Angka ini bahkan mengalahkan capaian periode sama tahun sebelumnya, yang tumbuh 1,5%.
Di sisi lain, angka sementara untuk pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Maret 2019 sebesar 8%. Angka ini juga jauh mengalahkan capaian periode sama tahun sebelumnya, yang sebesar 2,5%.
Kuatnya konsumsi masyarakat Indonesia pada juga terlihat dalam laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan sektor barang konsumsi di tanah air. Misalnya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang baru merilis laporan keuangan periode kuartal I/ 2019.
Sepanjang kuartal I/ 2019, INDF membukukan pendapatan senilai Rp 19,17 triliun, mengalahkan konsensus yang dihimpun Refinitiv senilai Rp 18,65 triliun.
Laba bersih INDF tercatat senilai Rp 1,35 triliun, naik sebesar 13,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Margin bersih perusahaan tercatat naik dari 6,74% pada kuartal I/ 2018 menjadi 7,04% pada kuartal I/ 2019.
Begitu juga dengan anak usahanya yakni ICBP yang melaporkan penjualan senilai Rp 11,26 triliun, mengalahkan konsensus yang senilai Rp 10,95 triliun. Laba bersih perusahaan tercatat senilai Rp 1,34 triliun, naik 10,2% jika dibandingkan capaian kuartal I/ 2018.
Tim Riset Indonesia melihat, jika kondisi ini sesuai perkiraan maka konsumsi masyarakat Indonesia yang kuat akan berlanjut hingga kuartal II/ 2019 dan memberi dampak positif pada saham-saham sektor terkait.
Pasalnya, saham-saham yang berkaitan dengan konsumsi akan menjadi incaran dan tentu saja dapat mendongkrak laju IHSG.
(tas) Next Article 5 Kota dengan Inflasi dan Deflasi Tertinggi Selama November
Apalagi, dengan semakin dekatnya bulan suci Ramadan bagi umat Muslim, biasanya menjadi periode puncak konsumsi masyarakat Indonesia.
Konsensus yang dihimpun Tim Riset CNBC Indonesia mengungkapkan tingkat inflasi secara bulanan (month-to-month/mtm) diperkirakan berada pada level 0,3% pada April 2019. Secara tahunan (year-on-year/yoy) inflasi diprediksi berada di level 2,665%.
Sebagai perbandingan, inflasi Maret 2019 berada di level 0,11% (mtm) dan 2,48% (yoy).
Tim Riset CNBC Indonesia menilai angka inflasi menunjukkan kuat-lemahnya konsumsi masyarakat Indonesia dalam periode tertentu.
Sepanjang kuartal I/ 2019, konsumsi masyarakat Indonesia terbilang kuat. Hal ini dibuktikan melalui data Survei Penjualan Eceran (SPE) dari Bank Indonesia (BI), yang menunjukkan peningkatan penjualan barang-barang ritel hingga 9,1% (yoy) pada Februari 2019. Angka ini bahkan mengalahkan capaian periode sama tahun sebelumnya, yang tumbuh 1,5%.
Di sisi lain, angka sementara untuk pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Maret 2019 sebesar 8%. Angka ini juga jauh mengalahkan capaian periode sama tahun sebelumnya, yang sebesar 2,5%.
Kuatnya konsumsi masyarakat Indonesia pada juga terlihat dalam laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan sektor barang konsumsi di tanah air. Misalnya, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang baru merilis laporan keuangan periode kuartal I/ 2019.
Sepanjang kuartal I/ 2019, INDF membukukan pendapatan senilai Rp 19,17 triliun, mengalahkan konsensus yang dihimpun Refinitiv senilai Rp 18,65 triliun.
Laba bersih INDF tercatat senilai Rp 1,35 triliun, naik sebesar 13,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Margin bersih perusahaan tercatat naik dari 6,74% pada kuartal I/ 2018 menjadi 7,04% pada kuartal I/ 2019.
Begitu juga dengan anak usahanya yakni ICBP yang melaporkan penjualan senilai Rp 11,26 triliun, mengalahkan konsensus yang senilai Rp 10,95 triliun. Laba bersih perusahaan tercatat senilai Rp 1,34 triliun, naik 10,2% jika dibandingkan capaian kuartal I/ 2018.
Tim Riset Indonesia melihat, jika kondisi ini sesuai perkiraan maka konsumsi masyarakat Indonesia yang kuat akan berlanjut hingga kuartal II/ 2019 dan memberi dampak positif pada saham-saham sektor terkait.
Pasalnya, saham-saham yang berkaitan dengan konsumsi akan menjadi incaran dan tentu saja dapat mendongkrak laju IHSG.
(tas) Next Article 5 Kota dengan Inflasi dan Deflasi Tertinggi Selama November
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular