Setelah Koreksi Dalam, Harga Obligasi Diprediksi Rebound

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
30 April 2019 09:20
Pasar obligasi diprediksi akan berbalik menguat pada perdagangan Selasa ini.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar obligasi diprediksi akan berbalik menguat pada perdagangan Selasa ini (30/4/2019) dengan memanfaatkan potensi perkembangan positif negosiasi damai dagang China-Amerika Serikat (AS). 

"Kami merekomendasikan hold hari ini dengan potensi beli," ujar Associate Director Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dalam risetnya pagi ini (30/4/19). 

Dia mengatakan potensi rebound atau kembali menguatnya obligasi terbuka karena secara teknikal harga obligasi sudah terkoreksi cukup dalam hingga menyentuh garis dukungan (support) yang biasanya menjadi batas terendah dalam satu periode tertentu. 


Harga obligasi terkoreksi cukup dalam, karena sudah melemah relatif tanpa henti sejak awal pekan lalu. Kondisi ini memicu harga turun, sekaligus mengangkat tingkat imbal hasil (yield) seri 10 tahun sebesar 20 basis poin (bps) menjadi 7,78% dari sebelumnya 7,58%.
 

Penurunan harga menyebabkan adanya kenaikan yield di pasar sekunder, dan yield lebih umum dimanfaatkan sebagai satuan transaksi dibanding harga karena mencerminkan suku bunga, kupon, dan risiko dalam satu angka.  


Seri 10 tahun menjadi salah satu acuan utama transaksi di hampir seluruh pasar karena dinilai lebih likuid dan lebih banyak ditransaksikan investor.
 

Nico dan tim mengatakan pertemuan antara China dan AS yang akan berlangsung di Beijing hari ini memang memiliki masalah inti yang belum terselesaikan tetapi mekanisme peraturan hukum perundingan sudah hampir selesai.  

Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menkeu AS Steven Mnuchin dijadwalkan akan memulai pembicaraan dengan Vice Premier China Liu He, hari ini. 

Diskusi pada Selasa ini akan membahas mengenai perdagangan, termasuk di dalamnya kekayaan intelektual, transfer teknologi secara paksa, hambatan non-tariff, pertanian, dan penegakan hukum.  

Steven berharap dalam dua putaran pertemuan berikutnya di China dan Amerika, mereka dapat berada di satu titik yang sama untuk merekomendasikan kesepakatan. 

Sentimen lain yang akan diperhatikan pelaku pasar adalah data PDB Eropa, inflasi Eropa, PMI Eropa, serta rilis data dari beberapa negara Benua Biru.  

Dari dalam negeri, pelaku pasar diprediksi masih akan menunggu data inflasi yang rencananya akan diumumkan Jumat mendatang.  

Hari ini, lelang rutin surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) juga akan digelar dengan target Rp 6 triliun.    

TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/tas) Next Article Lagi! Minat Investor di Lelang Sukuk Melonjak dan Cetak Rekor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular