
Caplok Java Backbone, Link Net Bidik Pendapatan Rp 4,1 T
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
29 April 2019 15:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Induk usaha televisi kabel First Media Television dan BIG TV, PT Link Net Tbk (LINK) mengincar pendapatan sebesar Rp 4,1 triliun tahun ini, atau naik 10% dari realisasi pendapatan perusahaan pada tahun lalu sebesar Rp 3,73 triliun.
Perusahaan sudah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 1,5 triliun untuk tahun ini.
CEO dan Presiden Direktur Link Net Marlo Budiman dalam wawancara CNBC Indonesia TV mengatakan capex tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang perusahaan berdiri. Sekitar 30% dana dari capex akan digunakan untuk perawatan dan memperbaharui jaringan.
"Kami akan fokus melakukan upgrade dan improvement [pembaharuan dan peningkatan] dari jaringan, kemudian juga maintenance capex untuk perbaikan kualitas jaringan," kata Marlo, Senin (29/4/2019).
Perusahaan juga berencana ekspansi ke lima kota baru (Solo, Semarang, Cilegon, Serang dan Bali). Saat ini, Link Net sudah beroperasi di tujuh kota.
Tahun lalu, Link membeli kabel fiber optik (FO) jaringan telekomunikasi Java Intercity Fiber Backbone dari PT Ketrosden Triasmitra. Investasi Link senilai US$ 4 juta itu akan memberikan akses ke 43 kota di Indonesia.
Fokus perseroan di Pulau Jawa juga diharapkan dapat membuat penggunaan capex lebih efisien. Dalam kesempatan Jumat pekan lalu (26/4/), Marlo mengungkapkan sumber capex berasal dari laba operasional dan pinjaman dari perbankan.
Sekitar 25% dari capex akan digunakan untuk penambahan home passes. Ini adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan jumlah rumah yang dilewati oleh jalur jaringan internet fiber.
Tahun ini, perseroan membidik target jumlah pelanggan menjadi 1,19 juta, tumbuh 1,3% dibandingkan 2018 sebanyak 1,17 juta pelanggan.
Sejauh ini, pendapatan Link Net yang berasal dari korporasi atau bisnis enterprise sebesar 15%, sedangkan ritel (business to consumer/B to C) masih menjadi sumber pendapatan utama sebanyak 85%.
Mengacu laporan keuangan, tahun lalu, laba bersih turun 21,15% menjadi Rp 788,92 miliar dari tahun sebelumnya Rp 1,01 triliun. Pendapatan perusahaan naik menjadi Rp 3,73 triliun dari tahun sebelumnya Rp 3,40 triliun.
Perusahaan berencana membagikan dividen sebesar Rp 674 miliar, atau Rp 232/saham. Pembayaran dividen ini rencananya dilakukan pada 29 Mei mendatang di mana besaran dividen itu setara dengan 60% dari laba 2018.
Simak strategi bisnis LINK pada 2019 ini.
[Gambas:Video CNBC]
(yam/tas) Next Article Link Net Siapkan Capex Rp 1,5 T di 2019
Perusahaan sudah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 1,5 triliun untuk tahun ini.
CEO dan Presiden Direktur Link Net Marlo Budiman dalam wawancara CNBC Indonesia TV mengatakan capex tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang perusahaan berdiri. Sekitar 30% dana dari capex akan digunakan untuk perawatan dan memperbaharui jaringan.
Perusahaan juga berencana ekspansi ke lima kota baru (Solo, Semarang, Cilegon, Serang dan Bali). Saat ini, Link Net sudah beroperasi di tujuh kota.
Tahun lalu, Link membeli kabel fiber optik (FO) jaringan telekomunikasi Java Intercity Fiber Backbone dari PT Ketrosden Triasmitra. Investasi Link senilai US$ 4 juta itu akan memberikan akses ke 43 kota di Indonesia.
Fokus perseroan di Pulau Jawa juga diharapkan dapat membuat penggunaan capex lebih efisien. Dalam kesempatan Jumat pekan lalu (26/4/), Marlo mengungkapkan sumber capex berasal dari laba operasional dan pinjaman dari perbankan.
Sekitar 25% dari capex akan digunakan untuk penambahan home passes. Ini adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan jumlah rumah yang dilewati oleh jalur jaringan internet fiber.
Tahun ini, perseroan membidik target jumlah pelanggan menjadi 1,19 juta, tumbuh 1,3% dibandingkan 2018 sebanyak 1,17 juta pelanggan.
Sejauh ini, pendapatan Link Net yang berasal dari korporasi atau bisnis enterprise sebesar 15%, sedangkan ritel (business to consumer/B to C) masih menjadi sumber pendapatan utama sebanyak 85%.
Mengacu laporan keuangan, tahun lalu, laba bersih turun 21,15% menjadi Rp 788,92 miliar dari tahun sebelumnya Rp 1,01 triliun. Pendapatan perusahaan naik menjadi Rp 3,73 triliun dari tahun sebelumnya Rp 3,40 triliun.
Perusahaan berencana membagikan dividen sebesar Rp 674 miliar, atau Rp 232/saham. Pembayaran dividen ini rencananya dilakukan pada 29 Mei mendatang di mana besaran dividen itu setara dengan 60% dari laba 2018.
Simak strategi bisnis LINK pada 2019 ini.
[Gambas:Video CNBC]
(yam/tas) Next Article Link Net Siapkan Capex Rp 1,5 T di 2019
Most Popular