Market Commentary

Laba Tahunan Anjlok Lagi, Saham LINK Makin Nyungsep

Market - Susi Setiawati, CNBC Indonesia
09 March 2023 10:41
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018). Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada pembukaan perdagangan 9/3/2023 PT Link Net Tbk (LINK) jatuh di harga Rp2.240 dengan Auto Rejection Bawah (ARB) -6,67%.

Jatuhnya harga LINK setelah keluarnya laporan keuangan LINK per 31 Desember 2022. Dimana LINK menunjukan hasil penurunan kinerja.

Dimana dalam laporan laba rugi, pendapatan anjlok 2% Rp4,46 triliun pada Desember 2021 menjadi Rp4,37 triliun pada Desember 2022. Beban pokok pendapatan naik 3,3% dari Rp963,31 miliar pada Desember 2021 menjadi Rp995,92 miliar pada Desember 2022. Sehingga laba kotor anjlok 3,7% dari Rp3,50 triliun menjadi Rp3,37 triliun.

Selain itu, meningkatnya beban-beban menjadi salah satu faktor penggerus laba bersih LINK.

Beban penjualan naik dari Rp354,02 miliar menjadi Rp400,57 miliar. Beban umum dan administrasi juga ikut membengkak dari Rp656,97 miliar menjadi Rp864,79 miliar. Beban penyusutan pun naik dari Rp1,10 triliun menjadi Rp1,42 triliun. Beban amortisasi ikut naik dari Rp51,47 miliar menjadi Rp63,17 miliar. Beban lain-lain juga naik dari Rp23,55 miliar menjadi Rp42,17 miliar.

Kemudian ada juga beban keuangan membengkak dari Rp203 miliar menjadi Rp286 miliar.

Sehingga pada laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok 73% dari Rp885 miliar menjadi Rp240 miliar.

Untuk mengatasi kembalinya penurunan kinerja pada tahun 2023, LINK akan menyiapkan belanja modal Rp 2,2 triliun di 2023 untuk memperluas jaringannya di Indonesia. Di tahun 2023 LINK akan membidik jumlah home pass menjadi 3,4 juta.

Agenda bisnis Link Net juga akan semakin semarak dengan masuknya Axiata Investments Sdn Bhd dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) sebagai pemegang saham LINK.

Produk konvergensi yang akan ditawarkan Link Net ialah fix broadband, TV berbayar, dan mobile wireless coverage yang disediakan oleh XL Axiata.

Lewat aksi kolaborasi ini, Link Net dapat menjawab kebutuhan pasar ke depannya karena calon pelanggan tidak perlu repot untuk mendaftar langganan ke dua perusahaan yang berbeda.

Dengan kerjasama ini, Link Net akan mencapai pertumbuhan single digit dengan target pendapatan Rp 4,7 triliun di 2023. Sedangkan proyeksi pendapatan yang akan diraih di sepanjang tahun ini senilai Rp 4,4 triliun.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

IHSG Kebakaran, 8 Saham Sekaligus ARB Kurang Dari 1 Jam


(saw/saw)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading