
Malangnya Rupiah: Terlemah di Asia, Terlemah Sejak 10 April
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 April 2019 08:43

Di tengah perdagangan yang sepi sentimen, ada data yang membuat investor pikir-pikir untuk masuk ke pasar keuangan Asia. Pada kuartal I-2019, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan tercatat 1,8% year-on-year (YoY). Jauh di bawah ekspektasi pasar yaitu 2,5%, dan menjadi laju terlemah sejak kuartal III-2009 atau nyaris 10 tahun.
Selain itu, sepertinya pelaku pasar masih memilih santai dulu jelang dialog dagang AS-China di Beijing pekan depan. Investor memilih wait and see, menunggu perkembangan terbaru sebelum kembali agresif.
Sementara dari dalam negeri, investor juga menantikan pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) siang nanti. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat masih mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 6%.
Sepertinya pertimbangan utama BI menahan suku bunga acuan adalah perkembangan transaksi berjalan. Kalau hanya melihat inflasi, bisa saja BI sudah menurunkan 7 Day Reverse Repo Rate. Risiko inflasi sudah begitu kecil, tidak ada isu.
Namun transaksi berjalan masih menjadi salah satu risiko besar di perekonomian Indonesia dan pengaruhnya bisa menjalar ke mana-mana, termasuk nilai tukar rupiah.
Kalau urusannya sudah menyangkut rupiah, maka BI tentu tidak bisa tinggal diam. Transaksi berjalan yang sejatinya adalah fenomena sektor riil berubah menjadi fenomena moneter yang membutuhkan campur tangan bank sentral.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Selain itu, sepertinya pelaku pasar masih memilih santai dulu jelang dialog dagang AS-China di Beijing pekan depan. Investor memilih wait and see, menunggu perkembangan terbaru sebelum kembali agresif.
Sementara dari dalam negeri, investor juga menantikan pengumuman suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) siang nanti. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat masih mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 6%.
Sepertinya pertimbangan utama BI menahan suku bunga acuan adalah perkembangan transaksi berjalan. Kalau hanya melihat inflasi, bisa saja BI sudah menurunkan 7 Day Reverse Repo Rate. Risiko inflasi sudah begitu kecil, tidak ada isu.
Namun transaksi berjalan masih menjadi salah satu risiko besar di perekonomian Indonesia dan pengaruhnya bisa menjalar ke mana-mana, termasuk nilai tukar rupiah.
Kalau urusannya sudah menyangkut rupiah, maka BI tentu tidak bisa tinggal diam. Transaksi berjalan yang sejatinya adalah fenomena sektor riil berubah menjadi fenomena moneter yang membutuhkan campur tangan bank sentral.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular