
Bukit Asam Lego Saham Treasuri, Inalum Tambah Porsi?
Monica Wareza, CNBC Indonesia
24 April 2019 15:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tambang batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bakal melepas seluruh saham treasuri yang akan jatuh tempo pada Mei 2019.
Jumlah saham treasuri yang akan jatuh tempo itu sebanyak 567,03 juta atau setara dengan 5% saham, sementara pada Desember mendatang akan jatuh tempo 73,95 juta atau 0,64%.
Direktur Keuangan Bukit Asam Mega Satria mengatakan perusahaan mempertimbangkan waktu yang tepat bagi perusahaan dan investor untuk melakukan pelepasan saham ini.
"Total nilai Rp 4 triliun jika dilepas semua, yang jelas kami jual bertahap. Di tahun ini kami memang akan jual cuma waktunya saja menunggu momentum yang tepat," kata Mega usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (24/4).
Sesuai definisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham treasuri adalah saham sendiri hasil pembelian kembali dan disimpan atas nama perseroan dan tidak dihentikan peredarannya secara formal.
Adapun pada 2 April lalu, perusahaan telah melepas 63,17 juta saham treasuri ini. Jumlah tersebut setara dengan 10% dari jumlah yang akan jatuh tempo atau 0,54% dari seluruh jumlah saham treasuri.
Dari pelepasan saham tersebut, Bukit Asam memperoleh dana sebesar Rp 266,58 miliar dengan harga pelepasan Rp 4.220/saham yang dimasukkan ke kas internal perusahaan. Dana tersebut akan dipakai untuk kegiatan investasi.
Harga penjualan saham treasuri lebih rendah dari Rp 2.348/saham yang merupakan harga rata-rata pembelian kembali saham tersebut, sebagaimana diungkapkan keterbukaan informasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
PT BNI Sekuritas dan PT Bahana Sekuritas menjadi pembeli pada penjualan tersebut. Kedua sekuritas ini terafiilasi dengan perseroan karena baik langsung maupun tidak langsung dikendalikan oleh pengendali yang sama yakni pemerintah.
"Dana tersebut untuk tahun ini untuk [investasi] pertumbuhan bisnis, seperti gasifikasi PLTU untuk investasi ke depan yang sebagian besar ke capex [belanja modal]," kata dia.
Untuk pelepasan saham, perusahaan menggandeng BNI Sekuritas, Bahana Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Credit Suisse.
Total saham treasuri PTBA sebelum dilepas berjumlah 980,28 juta saham atau setara dengan 8,51%. Perincian jatuh tempo yakni sebanyak 5% atau 576,03 juta pada 23 Mei 2019, 0,64% atau 73,95 juta pada 13 Desember 2019 dan 2,87% atau 330,29 juta pada 1 Desember 2021.
Inalum Bakal Tingkatkan Kepemilikan di Bukit Asam
Pemegang saham pengendali Bukit Asam dalam Holding BUMN Tambang, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum juga berencana menambah porsi kepemilikan saham di Bukit Asam, meski jumlahnya masih dalam kajian.
Per akhir 2018, saham Seri B Bukit Asam dipegang Inalum 65,02%, investor publik 26,47% dan sisanya direksi.
Menurut manajemen, rencana penambahan saham dilakukan karena Inalum melihat potensi bisnis yang menggiurkan dari tambang batu bara.
Hanya saja, Mega menolak untuk berkomentar ketika ditanya apakah rencana tersebut berhubungan dengan pelepasan saham treasuri ini. "Tanya ke Inalum saja," kata dia.
Sebelumnya, manajemen Inalum pernah menyampaikan bahwa peningkatan kepemilikan saham itu akan dilakukan dengan cara membeli saham hasil buyback atau saham treasuri milik PTBA.
(tas) Next Article Penjualan Kokas Kurang Memuaskan, PTBA Cari Negara Baru
Jumlah saham treasuri yang akan jatuh tempo itu sebanyak 567,03 juta atau setara dengan 5% saham, sementara pada Desember mendatang akan jatuh tempo 73,95 juta atau 0,64%.
Direktur Keuangan Bukit Asam Mega Satria mengatakan perusahaan mempertimbangkan waktu yang tepat bagi perusahaan dan investor untuk melakukan pelepasan saham ini.
Sesuai definisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham treasuri adalah saham sendiri hasil pembelian kembali dan disimpan atas nama perseroan dan tidak dihentikan peredarannya secara formal.
Adapun pada 2 April lalu, perusahaan telah melepas 63,17 juta saham treasuri ini. Jumlah tersebut setara dengan 10% dari jumlah yang akan jatuh tempo atau 0,54% dari seluruh jumlah saham treasuri.
Dari pelepasan saham tersebut, Bukit Asam memperoleh dana sebesar Rp 266,58 miliar dengan harga pelepasan Rp 4.220/saham yang dimasukkan ke kas internal perusahaan. Dana tersebut akan dipakai untuk kegiatan investasi.
Harga penjualan saham treasuri lebih rendah dari Rp 2.348/saham yang merupakan harga rata-rata pembelian kembali saham tersebut, sebagaimana diungkapkan keterbukaan informasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
PT BNI Sekuritas dan PT Bahana Sekuritas menjadi pembeli pada penjualan tersebut. Kedua sekuritas ini terafiilasi dengan perseroan karena baik langsung maupun tidak langsung dikendalikan oleh pengendali yang sama yakni pemerintah.
"Dana tersebut untuk tahun ini untuk [investasi] pertumbuhan bisnis, seperti gasifikasi PLTU untuk investasi ke depan yang sebagian besar ke capex [belanja modal]," kata dia.
Untuk pelepasan saham, perusahaan menggandeng BNI Sekuritas, Bahana Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Credit Suisse.
Total saham treasuri PTBA sebelum dilepas berjumlah 980,28 juta saham atau setara dengan 8,51%. Perincian jatuh tempo yakni sebanyak 5% atau 576,03 juta pada 23 Mei 2019, 0,64% atau 73,95 juta pada 13 Desember 2019 dan 2,87% atau 330,29 juta pada 1 Desember 2021.
Inalum Bakal Tingkatkan Kepemilikan di Bukit Asam
Pemegang saham pengendali Bukit Asam dalam Holding BUMN Tambang, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum juga berencana menambah porsi kepemilikan saham di Bukit Asam, meski jumlahnya masih dalam kajian.
Per akhir 2018, saham Seri B Bukit Asam dipegang Inalum 65,02%, investor publik 26,47% dan sisanya direksi.
Menurut manajemen, rencana penambahan saham dilakukan karena Inalum melihat potensi bisnis yang menggiurkan dari tambang batu bara.
Hanya saja, Mega menolak untuk berkomentar ketika ditanya apakah rencana tersebut berhubungan dengan pelepasan saham treasuri ini. "Tanya ke Inalum saja," kata dia.
Sebelumnya, manajemen Inalum pernah menyampaikan bahwa peningkatan kepemilikan saham itu akan dilakukan dengan cara membeli saham hasil buyback atau saham treasuri milik PTBA.
(tas) Next Article Penjualan Kokas Kurang Memuaskan, PTBA Cari Negara Baru
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular