
AS-China Bertemu Pekan Depan, Shanghai & Hang Seng Menguat
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
24 April 2019 09:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks acuan bursa Negeri Tiongkok kompak dibuka pada zona hijau pada perdagangan hari ini, Rabu (24/4/2019). Indeks Shanghai naik 0,16% ke level 3.203,56, sementara indeks Hang Seng di Hong Kong melesat 0,5% menjadi 30.112,19 poin.
Salah satu sentimen yang mendorong melipirnya Hang Seng dan Shanghai ke zona hijau adalah kabar terbaru dari dialog dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Salah satu pejabat tinggi Gedung Putih menyampaikan bahwa perwakilan dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan kembali mengunjungi Beijing pada 30 April untuk melanjutkan negosiasi dagang, dilansir Reuters.
Kemudian, Wakil Perdana Menteri China Lie He dijadwalkan akan pergi ke Washington pada 8 Mei bulan depan.
Pejabat tersebut juga menyampaikan bahwa topik diskusi pertemuan minggu depan masih seputar hak kekayaan intelektual, transfer teknologi pak, hambatan non-tarif, pertanian, jasa, pembelian, dan mekanisme pasar.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow juga menyampaikan bahwa dirinya sangat optimistis bahwa kesepakatan akan segera terbentuk.
"Kami semakin dekat pada kesepakatan dan kami masih membahas isu, terutama isu struktural terkait transfer teknologi. Penegakan hak kepemilikan sangat penting. Mengurangi hambatan untuk membeli dan menjual komoditas pertanian dan industri. Semuanya sedang diperbincangkan", ujarnya mengutip Reuters.
Di lain pihak, beberapa analis menyampaikan bahwa China tampaknya akan kepentingan lebih untuk segera mencapai kesepakaran damai dagang mengingat Negeri Panda sekarang sedang dilanda virus babi.
Analis dari Bank Amerika Merrill Lynch menyampaikan bahwa dengan serangan virus babi tersebut, tentunya harga komoditas ini akan terus melesat sehingga China mau tidak mau harus mencari alternatif lain untuk memenuhi permintaan domestik.
"Ancaman yang tumbuh adalah inflasi harga daging babi yang meluas, yang memberi lebih banyak tekanan pada China untuk mengangkat 62% tarif impor yang dikenakan kepada daging babi AS", ujarnya dilansir CNBC International.
Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi dari China atau pun Hong Kong.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Virus Corona Hantam Bursa China, Nyaris Turun 9%
Salah satu sentimen yang mendorong melipirnya Hang Seng dan Shanghai ke zona hijau adalah kabar terbaru dari dialog dagang Amerika Serikat (AS) dan China.
Salah satu pejabat tinggi Gedung Putih menyampaikan bahwa perwakilan dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan kembali mengunjungi Beijing pada 30 April untuk melanjutkan negosiasi dagang, dilansir Reuters.
Kemudian, Wakil Perdana Menteri China Lie He dijadwalkan akan pergi ke Washington pada 8 Mei bulan depan.
Pejabat tersebut juga menyampaikan bahwa topik diskusi pertemuan minggu depan masih seputar hak kekayaan intelektual, transfer teknologi pak, hambatan non-tarif, pertanian, jasa, pembelian, dan mekanisme pasar.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow juga menyampaikan bahwa dirinya sangat optimistis bahwa kesepakatan akan segera terbentuk.
"Kami semakin dekat pada kesepakatan dan kami masih membahas isu, terutama isu struktural terkait transfer teknologi. Penegakan hak kepemilikan sangat penting. Mengurangi hambatan untuk membeli dan menjual komoditas pertanian dan industri. Semuanya sedang diperbincangkan", ujarnya mengutip Reuters.
Di lain pihak, beberapa analis menyampaikan bahwa China tampaknya akan kepentingan lebih untuk segera mencapai kesepakaran damai dagang mengingat Negeri Panda sekarang sedang dilanda virus babi.
Analis dari Bank Amerika Merrill Lynch menyampaikan bahwa dengan serangan virus babi tersebut, tentunya harga komoditas ini akan terus melesat sehingga China mau tidak mau harus mencari alternatif lain untuk memenuhi permintaan domestik.
"Ancaman yang tumbuh adalah inflasi harga daging babi yang meluas, yang memberi lebih banyak tekanan pada China untuk mengangkat 62% tarif impor yang dikenakan kepada daging babi AS", ujarnya dilansir CNBC International.
Pada hari ini, tidak ada rilis data ekonomi dari China atau pun Hong Kong.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Virus Corona Hantam Bursa China, Nyaris Turun 9%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular