Analisis Teknikal

Banjir Sentimen Positif, IHSG Berpotensi Tembus 6.475

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
24 April 2019 08:57
Sentimen dari global khususnya Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama berakhir dengan penguatan.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,75% ke level 6.462 setelah koreksi yang lumayan dalam awal pekan ini. Investor mulai melirik kembali saham-saham yang sudah terdiskon.

Untuk perdagangan hari ini Rabu (24/4/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat menguji level 6.475.

Sentimen dari global khususnya Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama berakhir dengan penguatan. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,55%, S&P 500 melejit 0,88%, dan Nasdaq Composite terbang hingga 1,32%.

Kinclongnya data kinerja laporan keuangan para emiten membuat bursa saham Negeri Paman Sam semringah. Untuk periode kuartal-I 2019, Coca Cola mencatatkan pendapatan senilai US$ 8,02 miliar, di atas konsensus Refinitiv yang sebesar US$ 7,88 miliar.

Kemudian, harga saham Twitter meroket sebesar 15,6% pasca perusahaan melaporkan pendapatan senilai US$ 787 juta pada 3 bulan pertama tahun 2019, mengalahkan konsensus Refinitiv yang sebesar 776,1 juta.

Kinclongnya data ekonomi AS yang baru dirilis juga berkontribusi dalam mendorong kenaikan Wall Street. Sepanjang bulan Maret, penjualan rumah baru tercatat mencapai 692.000 unit (annualized), level tertinggi sejak November 2017.

Dari dalam negeri, IHSG tampaknya kembali diselimuti aura positif. Esok, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan kebijakan suku bunganya, BI diyakini akan cenderung dovish dan menahan suku bunga acuannya di angka 6%.

Tahun lalu, BI sangat hawkish dengan menaikkan suku bunga acuannya tersebut hingga 175 basis poin dan membuat laju IHSG tertahan. Saham merupakan instrumen berisiko yang kinerjanya akan lebih mengkilap ketika suku bunga rendah.

Secara teknikal, IHSG mulai nyaman bergerak di atas rata-rata nilainya dalam lima hari (moving average/MA5), yang menggambarkan kecenderungan menguat dalam jangka pendek.
Sumber: Refinitiv
Ruang penguatan IHSG juga cukup terbuka karena belum memasuki fase jenuh belinya (overbought), mengacu pada indikator teknikal stochastic slow yang mengukur momentum tingkat kejenuhan suatu pasar.

Setelah menembus level penghalang kenaikan (resistance) terdekatnya yakni di level 6.450, IHSG berpotensi melewati level 6.475 sebagai level resistance hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular