
Stabilitas Ekonomi Terjaga, IHSG Diprediksi Menguat Lagi
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
24 April 2019 08:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham dalam negeri diperkirakan kembali melanjutkan tren penguatan pada perdagangan hari ini, Rabu (24//4/2019).
Penguatan IHSG hari ini akan ditopang berbagai sentimen dari dalam negeri seperti stabilitas ekonomi yang terjaga dan sentimen luar negeri yakni strategi baru Perdana Menteri Inggris Theresa May dalam mengupayakan Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa dengan kesepakatan.
Penguatan IHSG hari ini akan ditopang berbagai sentimen dari dalam negeri seperti stabilitas ekonomi yang terjaga dan sentimen luar negeri yakni strategi baru Perdana Menteri Inggris Theresa May dalam mengupayakan Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa dengan kesepakatan.
Sebelumnya, pada perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,75% ke level 6.462,82. IHSG juga menjadi indeks saham dengan kinerja terbaik di kawasan Asia.
Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas pada Rabu ini menyatakan sentimen perdagangan hari ini akan hadir dari Brexit. Theresa May akan menyiapkan strategi baru di tengah keputusasaan dalam mengupayakan Brexit.
Riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas pada Rabu ini menyatakan sentimen perdagangan hari ini akan hadir dari Brexit. Theresa May akan menyiapkan strategi baru di tengah keputusasaan dalam mengupayakan Brexit.
"Jangan sampai kesepakatan yang disiapkan akan ditolak kembali untuk yang keempat kalinya, dan batas waktunya hanya 1 bulan. Kali ini May akan mencoba untuk memasukkan beberapa undang-undang agar dapat masuk ke dalam kesepakatan. Hal ini patut dicoba meskipun deadline-nya sudah hampir tiba," tulis Pilarmas.
Di sisi lain, lanjut Pilarmas, bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BoJ) juga merilis data inflasi yang naik dari sebelumnya 0,4% menjadi 0,5%.
Sebanyak 48 ekonom yang disurvei Bloomberg juga memperkirakan BoJ akan kembali melonggarkan kebijakan atau mengucurkan stimulus moneter. Pengumuman kebijakan moneter BOJ akan dilakukan pada Kamis pekan ini.
Dari dalam negeri, sentimen positif berhembus dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang kemarin yang melaporkan kondisi stabilitas keuangan Indonesia sepanjang kuartal I-2019 dalam kondisi terjaga.
KSSK menyampaikan, dari sisi domestik tantangan yang dihadapi adalah menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dengan memacu investasi dan ekspor dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan.
"Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas dan diperdagangkan pada level 6.417-6.514," tulis Pilarmas.
Mega Capital Sekuritas, dalam riset hariannya menyebutkan, penguatan IHSG sebesar 0,75% ke level 6.462 pada perdagangan kemarin dipicu oleh aksi beli saham-saham blue chip alias saham unggulan.
Sektor pertambangan mengalami kenaikan tertinggi 1,98%, sedangkan sektor properti menjadi satu-satunya sektor yang melemah.
Saham PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM dan PT Astra International Tbk/ASII menjadi market leader, sedangkan saham PT Bank Mandiri Tbk/BMRI, PT Smartfren Telecom Tbk/FREN dan PT Metropolitan Kentjana Tbk/MKPI menjadi market laggard atau penekan indeks.
Kenaikan IHSG terjadi di tengah bervariasinya bursa Asia pada perdagangan kemarin, di mana indeks Shanghai turun 0,51% dan Nikkei naik 0,19% dipengaruhi pergerakan harga minyak dunia.
"Dengan demikian, IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif cenderung melemah terbatas pada level 6.425 - 6.495," jelas Mega Capital Sekuritas.
Sebanyak 48 ekonom yang disurvei Bloomberg juga memperkirakan BoJ akan kembali melonggarkan kebijakan atau mengucurkan stimulus moneter. Pengumuman kebijakan moneter BOJ akan dilakukan pada Kamis pekan ini.
Dari dalam negeri, sentimen positif berhembus dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang kemarin yang melaporkan kondisi stabilitas keuangan Indonesia sepanjang kuartal I-2019 dalam kondisi terjaga.
KSSK menyampaikan, dari sisi domestik tantangan yang dihadapi adalah menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dengan memacu investasi dan ekspor dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan.
"Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas dan diperdagangkan pada level 6.417-6.514," tulis Pilarmas.
Mega Capital Sekuritas, dalam riset hariannya menyebutkan, penguatan IHSG sebesar 0,75% ke level 6.462 pada perdagangan kemarin dipicu oleh aksi beli saham-saham blue chip alias saham unggulan.
Sektor pertambangan mengalami kenaikan tertinggi 1,98%, sedangkan sektor properti menjadi satu-satunya sektor yang melemah.
Saham PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM dan PT Astra International Tbk/ASII menjadi market leader, sedangkan saham PT Bank Mandiri Tbk/BMRI, PT Smartfren Telecom Tbk/FREN dan PT Metropolitan Kentjana Tbk/MKPI menjadi market laggard atau penekan indeks.
Kenaikan IHSG terjadi di tengah bervariasinya bursa Asia pada perdagangan kemarin, di mana indeks Shanghai turun 0,51% dan Nikkei naik 0,19% dipengaruhi pergerakan harga minyak dunia.
"Dengan demikian, IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif cenderung melemah terbatas pada level 6.425 - 6.495," jelas Mega Capital Sekuritas.
(tas) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular