
Analisis Teknikal
Diterpa Isu Pengunduran Diri Theresa May, Poundsterling Kokoh
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 April 2019 19:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling Inggris masih kokoh saat memasuki perdagangan sesi Eropa, Selasa (23/4/19), meski kursi Perdana Menteri Theresa May digoyang oleh partainya sendiri.
Pada pukul 16:51 WIB pound diperdagangkan di kisaran 1,3000 terhadap dolar AS dan di level 1,8272 terhadap dolar Australia.
Para elite Partai Konservatif akan berkumpul pada Selasa siang waktu setempat, untuk mendiskusikan rencana agar PM May mau mengundurkan diri dalam "beberapa hari ke depan", melansir Business Insider.
Hal ini tentunya menambah ketidakpastian Brexit atau proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Namun poundsterling masih cukup kuat dan justru bergerak naik.
Analisis Teknikal GBP/USD
Pada time frame 30 menit, GBP/USD bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) 8 hari (garis merah) dan MA 21 (garis hijau) dan MA 125 (garis biru). Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) berada di wilayah positif dan bergerak naik.
Semua indikator tersebut membuka peluang berlanjutnya kenaikan GBP/USD. Hanya indikator Stochastic sudah berada di wilayah jenuh beli (overbought) yang kemungkinan akan memicu koreksi harga.
Jika gagal menembus resisten atau batas atas di level 1,3136, kurs GBP/USD berpeluang terkoreksi turun ke area support atau batas bawah yakni level 1,2980. Namun selama bertahan di atas support, pasangan mata uang ini masih cenderung menguat.
Penembusan ke atas 1,3136 akan membuka peluang ke area 1,3050.
Analisis Teknikal GBP/AUD
Semua level indikator pada pasangan mata uang ini sama dengan GBP/USD, sehingga peluang berlanjutnya kenaikan masih terbuka. Jika mampu menembus resisten 1,8290 GBP/AUD berpeluang naik ke area 1,8324.
Sementara support di kisaran 1,8255, selama tidak ditembus ke bawah GBP/AUD masih cenderung menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Pound Bisa Menguat, Pasangan Mata Uang Ini Tampak Seksi
Pada pukul 16:51 WIB pound diperdagangkan di kisaran 1,3000 terhadap dolar AS dan di level 1,8272 terhadap dolar Australia.
Para elite Partai Konservatif akan berkumpul pada Selasa siang waktu setempat, untuk mendiskusikan rencana agar PM May mau mengundurkan diri dalam "beberapa hari ke depan", melansir Business Insider.
Hal ini tentunya menambah ketidakpastian Brexit atau proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Namun poundsterling masih cukup kuat dan justru bergerak naik.
Analisis Teknikal GBP/USD
![]() |
Pada time frame 30 menit, GBP/USD bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) 8 hari (garis merah) dan MA 21 (garis hijau) dan MA 125 (garis biru). Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) berada di wilayah positif dan bergerak naik.
Semua indikator tersebut membuka peluang berlanjutnya kenaikan GBP/USD. Hanya indikator Stochastic sudah berada di wilayah jenuh beli (overbought) yang kemungkinan akan memicu koreksi harga.
Jika gagal menembus resisten atau batas atas di level 1,3136, kurs GBP/USD berpeluang terkoreksi turun ke area support atau batas bawah yakni level 1,2980. Namun selama bertahan di atas support, pasangan mata uang ini masih cenderung menguat.
Penembusan ke atas 1,3136 akan membuka peluang ke area 1,3050.
Analisis Teknikal GBP/AUD
![]() |
Semua level indikator pada pasangan mata uang ini sama dengan GBP/USD, sehingga peluang berlanjutnya kenaikan masih terbuka. Jika mampu menembus resisten 1,8290 GBP/AUD berpeluang naik ke area 1,8324.
Sementara support di kisaran 1,8255, selama tidak ditembus ke bawah GBP/AUD masih cenderung menguat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/tas) Next Article Pound Bisa Menguat, Pasangan Mata Uang Ini Tampak Seksi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular