
Pound Bisa Menguat, Pasangan Mata Uang Ini Tampak Seksi
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
12 April 2019 14:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Poundsterling menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan sesi Asia Jumat (12/4/19). Penundaan Brexit membuat pasar untuk sementara lega setelah sebelumnya cemas akan kemungkinan terjadi hard Brexit.
Namun, faktor utama yang membuat pound menguat hari ini adalah mata uang tetangganya, euro. Secara tiba-tiba euro melesat naik ke level tertinggi dua setengah pekan, membuat dolar AS tertekan, dan turut mengerek naik poundsterling.
Melansir Reuters, penguatan euro terjadi akibat aksi para spekulator akibat adanya isu transaksi bisnis antara Mitsubishi UFJ dengan Bank DZ Jerman yang melibatkan uang dalam jumlah besar: 5,6 miliar euro.
Jika transaksi tersebut terjadi maka permintaan mata uang euro akan tinggi, yang tentu saja berdampak pada kenaikan nilai tukarnya. Hal ini yang membuat euro menguat dan turut mengerek pound.
Analisis Teknikal GBP/USD
Pada time frame 30 menit, GBP/USD bergerak di bawah Moving Average (MA) 8 (garis merah), 21 (garis hijau), dan 125 (garis biru).
Indikator MACD bergerak dekat level 0 yang menjadi ambang batas sentimen bullish dan bearish, sementara indikator Stochastic berada di wilayah jenuh jual (oversold).
Support terdekat berada di kisaran 1,3050, selama tidak ditembus GBP/USD berpeluang naik menguji kembali ke area 1,3071. Penembusan dan gerakan konsisten di atas area tersebut akan membawa harga naik ke area 1,3100.
Analisis Teknikal GBP/AUD.
Pasangan mata uang ini bergerak di bawah MA 8 dan 21, namun masih di atas MA 125 yang menjadi indikasi konsolidasi, Indikator MACD bergerak turun namun masih di wilayah positif, sementara Stochastic berada di wilayah oversold.
GBP/AUD berpeluang kembali naik selama bertahan di atas support terdekat di kisaran 1,8300. Target kenaikan ke area 1,8360, penembusan di atas area tersebut akan membuka peluang kenaikan ke area 1,8407.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/prm) Next Article Probabilitas No-Deal Brexit Mengecil, Pound Rebound
Namun, faktor utama yang membuat pound menguat hari ini adalah mata uang tetangganya, euro. Secara tiba-tiba euro melesat naik ke level tertinggi dua setengah pekan, membuat dolar AS tertekan, dan turut mengerek naik poundsterling.
Melansir Reuters, penguatan euro terjadi akibat aksi para spekulator akibat adanya isu transaksi bisnis antara Mitsubishi UFJ dengan Bank DZ Jerman yang melibatkan uang dalam jumlah besar: 5,6 miliar euro.
Analisis Teknikal GBP/USD
![]() |
Pada time frame 30 menit, GBP/USD bergerak di bawah Moving Average (MA) 8 (garis merah), 21 (garis hijau), dan 125 (garis biru).
Indikator MACD bergerak dekat level 0 yang menjadi ambang batas sentimen bullish dan bearish, sementara indikator Stochastic berada di wilayah jenuh jual (oversold).
Support terdekat berada di kisaran 1,3050, selama tidak ditembus GBP/USD berpeluang naik menguji kembali ke area 1,3071. Penembusan dan gerakan konsisten di atas area tersebut akan membawa harga naik ke area 1,3100.
Analisis Teknikal GBP/AUD.
![]() |
Pasangan mata uang ini bergerak di bawah MA 8 dan 21, namun masih di atas MA 125 yang menjadi indikasi konsolidasi, Indikator MACD bergerak turun namun masih di wilayah positif, sementara Stochastic berada di wilayah oversold.
GBP/AUD berpeluang kembali naik selama bertahan di atas support terdekat di kisaran 1,8300. Target kenaikan ke area 1,8360, penembusan di atas area tersebut akan membuka peluang kenaikan ke area 1,8407.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/prm) Next Article Probabilitas No-Deal Brexit Mengecil, Pound Rebound
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular