
Pemilu 2019
Ada Jokowi Effect, DBS Prediksi IHSG Tembus Level 6.900
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
20 April 2019 17:21

Jakarta, CNBC Indonesia - DBS Group Research memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai level 6.900 poin dari sebelumnya 6.500 hingga akhir tahun ini. Proyeksi itu didasarkan atas perkiraan kinerja pasar saham domestik yang menguat seiring sikap pelaku pasar yang merespons terpilihnya kembali sang petahana, Presiden Joko Widodo, memimpin Indonesia lima tahun ke depan.
Hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei menyatakan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin unggul atas pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Kami menegaskan peringkat overweight kami untuk Indonesia, dan meningkatkan target IHSG kami dari 6.500 menjadi 6.900," tulis DBS Research dalam risetnya, Sabtu (20/4/2019).
Adapun, sektor yang akan menjadi unggulan ke depan antara lain yang terkait dengan infrastruktur seperti, konstruksi, jalan tol, dan semen. Selain itu, sektor properti industri akan tumbuh positif dengan asumsi Jokowi dapat meningkatkan investasi dan manufaktur. Sektor energi dan perbankan juga trennya akan tumbuh positif.
DBS menjelaskan, investor dapat mengetahui apa yang bisa diharapkan berdasarkan rekam jejak kinerja pemerintahan Jokowi. Dapat dipastikan, pembangunan infrastruktur akan berlanjut, disertai rencana lebih fokus pada pengembangan sumber daya manusia. Penekanan lain adalah pemerataan kekayaan dan pengembangan desa di luar Jawa.
"Petahana juga berencana melanjutkan reformasi birokrasi dan menarik lebih banyak penanaman modal ke bidang manufaktur untuk mengurangi ketergantungan akan sumber daya alam dan mineral," tulis DBS Research.
DBS meyakini, investor dapat memberikan tanggapan positif terhadap hasil Pemilu 17 April lalu.
"Selama masa jabatannya, Indonesia berhasil menaikkan peringkatnya menjadi peringkat investasi dan berhasil melalui krisis mata uang pasar negara berkembang dalam skala kecil pada 2018 tanpa menimbulkan banyak dampak negatif pada pertumbuhan serta sistem keuangan," tulisnya.
Pendapat senada juga disampaikan CEO PT Arah Investasi Mandiri Hendra Martono Liem yang menyebut IHSG diprediksi bakal melanjutkan tren penguatannya hingga akhir tahun ini ke level 7.100.
Hendra Martono Liem, menyebut penguatan IHSG lantaran pelaku pasar merespons positif hasil hitung cepat atau quick qount sejumlah lembaga survei yang menyatakan pasangan Jokowi-Amin.
Ditemui di Gedung BEI, Kamis (18/4/2019), Hendra menyebut dalam 2-3 hari menjelang perhelatan pilpres, saham-saham konstruksi yang bergerak di infrastruktur mengalami kenaikan, di antaranya PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT PP Properti Tbk (PPRO).
Karena itu, kata dia, bukan tidak mungkin IHSG bisa menembus level psikologis baru di angka 7.100 di penghujung tahun ini.
"Akhir tahun masih bisa saya lihat berpotensi menuju ke arah 7.100," ungkapnya.
Sejumlah sektor yang direkomendasikan Hendra di antaranya adalah sektor keuangan seperti perbankan kelompok Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Sektor selanjutnya yang diperhatikan adalah sektor properti seperti emiten-emiten BUMN Karya dan terakhir adalah sektor konsumer seperti PT Unilever Tbk (UNVR) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Simak video terkait Jokowi Effect di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Punya Simpanan Emas? Ini Prediksi Analis ke Depan
Hasil hitung cepat atau quick count sejumlah lembaga survei menyatakan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin unggul atas pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Kami menegaskan peringkat overweight kami untuk Indonesia, dan meningkatkan target IHSG kami dari 6.500 menjadi 6.900," tulis DBS Research dalam risetnya, Sabtu (20/4/2019).
Adapun, sektor yang akan menjadi unggulan ke depan antara lain yang terkait dengan infrastruktur seperti, konstruksi, jalan tol, dan semen. Selain itu, sektor properti industri akan tumbuh positif dengan asumsi Jokowi dapat meningkatkan investasi dan manufaktur. Sektor energi dan perbankan juga trennya akan tumbuh positif.
DBS menjelaskan, investor dapat mengetahui apa yang bisa diharapkan berdasarkan rekam jejak kinerja pemerintahan Jokowi. Dapat dipastikan, pembangunan infrastruktur akan berlanjut, disertai rencana lebih fokus pada pengembangan sumber daya manusia. Penekanan lain adalah pemerataan kekayaan dan pengembangan desa di luar Jawa.
"Petahana juga berencana melanjutkan reformasi birokrasi dan menarik lebih banyak penanaman modal ke bidang manufaktur untuk mengurangi ketergantungan akan sumber daya alam dan mineral," tulis DBS Research.
DBS meyakini, investor dapat memberikan tanggapan positif terhadap hasil Pemilu 17 April lalu.
"Selama masa jabatannya, Indonesia berhasil menaikkan peringkatnya menjadi peringkat investasi dan berhasil melalui krisis mata uang pasar negara berkembang dalam skala kecil pada 2018 tanpa menimbulkan banyak dampak negatif pada pertumbuhan serta sistem keuangan," tulisnya.
Pendapat senada juga disampaikan CEO PT Arah Investasi Mandiri Hendra Martono Liem yang menyebut IHSG diprediksi bakal melanjutkan tren penguatannya hingga akhir tahun ini ke level 7.100.
Hendra Martono Liem, menyebut penguatan IHSG lantaran pelaku pasar merespons positif hasil hitung cepat atau quick qount sejumlah lembaga survei yang menyatakan pasangan Jokowi-Amin.
Ditemui di Gedung BEI, Kamis (18/4/2019), Hendra menyebut dalam 2-3 hari menjelang perhelatan pilpres, saham-saham konstruksi yang bergerak di infrastruktur mengalami kenaikan, di antaranya PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT PP Properti Tbk (PPRO).
Karena itu, kata dia, bukan tidak mungkin IHSG bisa menembus level psikologis baru di angka 7.100 di penghujung tahun ini.
"Akhir tahun masih bisa saya lihat berpotensi menuju ke arah 7.100," ungkapnya.
Sejumlah sektor yang direkomendasikan Hendra di antaranya adalah sektor keuangan seperti perbankan kelompok Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Sektor selanjutnya yang diperhatikan adalah sektor properti seperti emiten-emiten BUMN Karya dan terakhir adalah sektor konsumer seperti PT Unilever Tbk (UNVR) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Simak video terkait Jokowi Effect di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(miq/miq) Next Article Punya Simpanan Emas? Ini Prediksi Analis ke Depan
Most Popular