Pasokan Makin Seret, Harga Minyak Melesat dalam Seminggu

Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
19 April 2019 20:44
Awan Kelabu Terlihat Dari Kejauhan
Foto: kotkoa / Freepik
Sinyal-sinyal gairah produksi minyak Rusia sudah mulai tercium.

Seorang pejabat Gazprom Neft, yang merupakan perusahaan minyak Rusia memprediksi kesepakatan pemangkasan produksi minyak OPEC+ (OPEC dan sekutunya) akan berakhir pada tengah tahun 2019.
“Dalam proyeksi tahun ini, kami mengasumsikan kesepakatan [pemangkasan produksi minyak] akan efektif hingga tengah rahun. Dengan begitu, produksi minyak kami akan menigkat 1,5% dibanding tahun lalu,” ujar Vadim Yakovev, Deputi CEO GAzprom Neft, mengutip Reuters, Rabu (17/4/2019).
Masih dari sumber yang sama, Menteri Energi Rusia, Alexander Novak pun mengatakan bahwa produksi minyak Negeri Beruang Merah akan ditingkatkan apabila tidak ada kesepakatan baru dengan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) hingga tanggal 1 Juli 2019.

 “Tahun ini [2019] kami memperkirakan [produksi minyak] akan mirip dengan tahun lalu, mungkin sedikit lebih tinggi,” ujar Novak kepada reporter, Jumat (5/4/2019).

Bila benar Rusia, atau bahkan juga OPEC meningkatkan produksi minyak, maka akan jadi peristiwa yang bisa menghancurkan harga minyak.Pasalnya Rusia merupakan negara produsen minyak terbesar kedua di dunia. Bersaing ketat dengan AS dan Arab Saudi.

Pada bulan Maret, produksi minyak mentah Rusia mencapai 11,3 juta barel/hari.Apalagi produksi minyak di AS juga terpantau terus meningkat. Minggu lalu bahkan telah menyentuh 12,2 juta barel/hari, dan merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Negeri Koboi.

Saat produksi balik meningkat, banjir pasokan adalah hal yang sulit untuk dihindari. Harga minyak berpeluang mengarah ke inti bumi.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular