
Analisis Teknikal
Sambut Pesta Demokrasi, IHSG Masih Punya Tenaga
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
15 April 2019 08:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir pekan lalu meneruskan rentetan penurunan dalam 3 hari terakhir. Indeks masih ditutup minus 0,06% ke level 6.405 pada Jumat lalu (12/04/2019).
Pada perdagangan hari ini Senin (15/4/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas.
Penguatan bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu berpotensi memberikan sentimen positif bagi IHSG. Indeks Dow Jones melesat 1,03%, S&P 500 naik 0,66% dan Nasdaq terangkat 0,46%.
Investor di Wall Street lega karena musim laporan keuangan (earnings season) dimulai dengan baik. Pada kuartal I-2019, JPMorgan Chase membukukan pendapatan US$ 29,85 miliar, naik 4,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pencapaian ini lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan pendapatan bank investasi global itu di level US$ 28,44 miliar.
Dari dalam negeri, investor asing kembali melakukan aksi jual di pasar reguler dengan mencatatkan jual bersih (net sell) mencapai Rp 614 miliar, merupakan net sell hari ke-2 secara berturut-turut diikuti dengan peningkatan nilai.
Sektor industri dasar kembali menjadi pembeban utama IHSG dengan koreksi 1,38%. Saham-saham pakan ternak dan semen kembali anjlok menjadi penyebab utama penurunan IHSG. Beruntung, sektor konsumer bangkit dengan penguatan 1,08% menjadikan pelemahan IHSG tidak terlalu dalam.
Sentimen IHSG pada pekan ini ialah Indonesia akan dihadapkan peristiwa akbar pada Rabu (17/4/2019). Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 akan diselenggarakan baik tingkat legislatif dan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
Pemilu sejak era reformasi telah tiga kali dilakukan, yakni pada tahun 2004, 2009, dan 2014. Dalam tiga kali Pemilu tersebut, IHSG selalu mengalami kinerja positif.
Kinerja IHSG paling tinggi terjadi pada tahun 2009 yakni sebesar 86,98%, sedangkan pada tahun 2004 IHSG tumbuh 44,56% dan 2014 tumbuh 22,29%.
Secara teknikal, IHSG hari ini memberikan sinyal penguatan. Terbentuknya pola lilin putih pendek (short white candle) pada grafik menggambar perdagangan berlangsung sempit, tapi cenderung naik.
Potensi pelemahan juga terlihat semakin terbatas seiring belum terlewatinya level penahan pelemahannya (support) di 6.390.
Jika dilihat dari tingkat kejenuhan, ruang pelemahan IHSG masih terbuka meski sudah terbatas. Potensi bergerak fluktuatif antara zona merah dan hijau masih terbuka, IHSG digambarkan pada posisi netral, berdasarkan indikator teknikal stochastic slow.
Penguatan IHSG berpotensi dibatasi pada level 6.450, yang merupakan level penghalang (resistance) terdekat yang harus dilalui sebelum menguji level selanjutnya di 6.500.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Andai Bursa Saham RI Tak Libur, IHSG Bisa Tembus 6.300 Nih
Pada perdagangan hari ini Senin (15/4/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas.
Penguatan bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu berpotensi memberikan sentimen positif bagi IHSG. Indeks Dow Jones melesat 1,03%, S&P 500 naik 0,66% dan Nasdaq terangkat 0,46%.
Investor di Wall Street lega karena musim laporan keuangan (earnings season) dimulai dengan baik. Pada kuartal I-2019, JPMorgan Chase membukukan pendapatan US$ 29,85 miliar, naik 4,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pencapaian ini lebih baik ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters yang memperkirakan pendapatan bank investasi global itu di level US$ 28,44 miliar.
Dari dalam negeri, investor asing kembali melakukan aksi jual di pasar reguler dengan mencatatkan jual bersih (net sell) mencapai Rp 614 miliar, merupakan net sell hari ke-2 secara berturut-turut diikuti dengan peningkatan nilai.
Sektor industri dasar kembali menjadi pembeban utama IHSG dengan koreksi 1,38%. Saham-saham pakan ternak dan semen kembali anjlok menjadi penyebab utama penurunan IHSG. Beruntung, sektor konsumer bangkit dengan penguatan 1,08% menjadikan pelemahan IHSG tidak terlalu dalam.
Sentimen IHSG pada pekan ini ialah Indonesia akan dihadapkan peristiwa akbar pada Rabu (17/4/2019). Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 akan diselenggarakan baik tingkat legislatif dan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
Pemilu sejak era reformasi telah tiga kali dilakukan, yakni pada tahun 2004, 2009, dan 2014. Dalam tiga kali Pemilu tersebut, IHSG selalu mengalami kinerja positif.
Kinerja IHSG paling tinggi terjadi pada tahun 2009 yakni sebesar 86,98%, sedangkan pada tahun 2004 IHSG tumbuh 44,56% dan 2014 tumbuh 22,29%.
Secara teknikal, IHSG hari ini memberikan sinyal penguatan. Terbentuknya pola lilin putih pendek (short white candle) pada grafik menggambar perdagangan berlangsung sempit, tapi cenderung naik.
![]() |
Potensi pelemahan juga terlihat semakin terbatas seiring belum terlewatinya level penahan pelemahannya (support) di 6.390.
Jika dilihat dari tingkat kejenuhan, ruang pelemahan IHSG masih terbuka meski sudah terbatas. Potensi bergerak fluktuatif antara zona merah dan hijau masih terbuka, IHSG digambarkan pada posisi netral, berdasarkan indikator teknikal stochastic slow.
Penguatan IHSG berpotensi dibatasi pada level 6.450, yang merupakan level penghalang (resistance) terdekat yang harus dilalui sebelum menguji level selanjutnya di 6.500.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas) Next Article Andai Bursa Saham RI Tak Libur, IHSG Bisa Tembus 6.300 Nih
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular