The Fed Diyakini Pangkas Suku Bunga, Bagaimana Nasib IHSG?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 April 2019 15:48
Bagus Untuk Pasar Saham?
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Sekilas, tentu menjadi hal yang menggembirakan bagi pasar saham jika The Fed diyakini akan menahan, bahkan memangkas tingkat suku bunga acuan. Instrumen saham memang akan bekerja lebih baik dalam lingkungan suku bunga rendah.

Ketika suku bunga acuan dipatok di level yang rendah, suku bunga kredit akan menjadi rendah pula, mendorong produsen dan konsumen untuk menarik pinjaman yang pada akhirnya akan memacu laju perekonomian.

Namun, dengan perkembangan saat ini di mana perekonomian AS cenderung mengarah kepada hard landing, pelaku pasar akan memiliki kecenderungan untuk melepas instrumen berisiko seperti saham dan beralih memeluk safe haven seperti dolar AS.

Apalagi, perang dagang AS dengan China belum bisa diselesaikan, walaupun perkembangan negosiasi dagang kedua negara terbilang positif. Lebih lanjut, kini AS dihadapkan pada risiko perang dagang dengan Uni Eropa.

Presiden AS Donald Trump mengancam bakal mengenakan bea masuk kepada importasi produk-produk Benua Biru senilai US$ 11 miliar. Trump murka karena Uni Eropa dituding memberikan subsidi yang besar kepada Airbus, yang dinilainya sebagai praktik persaingan tidak sehat.

"Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menemukan bahwa Uni Eropa memberikan subsidi kepada Airbus yang kemudian mempengaruhi AS. Kami akan menerapkan bea masuk kepada (impor) produk Uni Eropa senilai US$ 11 miliar. Uni Eropa sudah mengambil keuntungan dari perdagangan dengan AS selama bertahun-tahun. Ini akan segera berakhir!" tegas Trump melalui cuitan di Twitter.

Sebelumnya, Kantor Perwakilan Dagang AS telah mengajukan daftar produk-produk asal Uni Eropa yang bisa dikenakan bea masuk sebagai pembalasan atas subsidi kepada Airbus. Daftar tersebut antara lain berisi pesawat penumpang dan suku cadangnya, produk turunan susu, sampai anggur (wine).

Jika perang dagang dengan China tak juga bisa diselesaikan dan perang dagang dengan Uni Eropa benar meletus, rasanya sulit bagi AS untuk menghindari yang namanya hard landing.

Di Indonesia sendiri, tekanan jual di pasar saham sudah mulai menerpa. Hingga berita ini ditulis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,32% ke level 6.463,35. Sementara itu, rupiah melemah 0,18% di pasar spot ke level Rp 14.155/dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular