
Jalur Distribusi Terhambat, Harga Batu Bara Melesat
Taufan Adharsyah, CNBC Indonesia
09 April 2019 09:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara Newcastle berjangka yang menjadi patokan harga global terus menguat pada perdagangan Senin (8/4/2019) dipicu kekhawatiran terganggunya pasokan komoditas energi ini.
Pada penutupan perdagangan kemarin, harga batu bara Newcastle di bursa Intercontinental Exchange (ICE) kontrak April melesat 1,97% ke posisi US$ 80,4/metrik ton. Penguatan harga terjadi setelah pada akhir pekan lalu juga naik 1,48%.
Dengan begitu sudah dua hari harga batu bara naik di atas 1%. Namun demikian, sejak awal tahun harganya masih tercatat lebih rendah 21,22%.
Salah satu faktor yang mengangkat harga batu bara adalah dimulainya proses perawatan jalur kereta Daiqin di Provinsi Shaanxi, China.
Berdasarkan keterangan dari China Coal Resource (CCR) pada Minggu (7/4/2019), jalur kereta Daiqin akan dibenahi selama 25 hari. Jalur tersebut diketahui merupakan sarana distribusi dari tambang-tambang besar di Provinsi Shaanxi.
Mengingat provinsi tersebut adalah wilayah penghasil batu bara terbesar ke-3 di China, tentu pasokan domestik akan mengalami hambatan.
Alhasil, impor batu bara China berpotensi untuk naik. Setidaknya dalam jangka pendek.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/tas) Next Article Ini Penyebab Harga Batu Bara Ambles & Gagal Tembus US$ 60
Pada penutupan perdagangan kemarin, harga batu bara Newcastle di bursa Intercontinental Exchange (ICE) kontrak April melesat 1,97% ke posisi US$ 80,4/metrik ton. Penguatan harga terjadi setelah pada akhir pekan lalu juga naik 1,48%.
Dengan begitu sudah dua hari harga batu bara naik di atas 1%. Namun demikian, sejak awal tahun harganya masih tercatat lebih rendah 21,22%.
Salah satu faktor yang mengangkat harga batu bara adalah dimulainya proses perawatan jalur kereta Daiqin di Provinsi Shaanxi, China.
Berdasarkan keterangan dari China Coal Resource (CCR) pada Minggu (7/4/2019), jalur kereta Daiqin akan dibenahi selama 25 hari. Jalur tersebut diketahui merupakan sarana distribusi dari tambang-tambang besar di Provinsi Shaanxi.
Mengingat provinsi tersebut adalah wilayah penghasil batu bara terbesar ke-3 di China, tentu pasokan domestik akan mengalami hambatan.
Alhasil, impor batu bara China berpotensi untuk naik. Setidaknya dalam jangka pendek.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(taa/tas) Next Article Ini Penyebab Harga Batu Bara Ambles & Gagal Tembus US$ 60
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular