Masih On Fire, Harga Batu Bara Kembali Cetak Rekor Baru!

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
17 August 2021 14:50
Aktifitas pekerja saat bongkar muat Batubara yang datang dari Batam di Pelabuhan KCN Cilincing,  Jakarta Utara, Kamis (12/4). Keputusan Menteri ESDM Nomor 1359K/30/MEM/2018 soal harga jual batubara untuk penyediaan tenaga listrik buat kepentingan umum, pemerintah menetapkan harga jual untuk PLTU US$70 per ton.  pemerintah juga menetapkan volume maksimal pembelian batubara untuk pembangkit listrik 100 juta ton per tahun atau sesuai kebutuhan batubara untuk pembangkit listrik.Jonan menegaskan, penetapan harga jual batubara untuk PLTU agar tarif tenaga listrik tetap terjaga demi melindungi daya beli masyarakat dan industri yang kompetitif. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Penguatan harga batu bara acuan dunia masih terjadi hingga perdagangan awal pekan ini, Senin (16/8/2021).

Pada perdagangan kemarin, harga harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat melesat 0,98% ke level harga US$ 169,75/ton. Harga batu bara acuan dunia pun kembali mencetak rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.

Batu Bara

Harga batu bara memang sedang dalam tren bullish. Pada perdagangan akhir pekan lalu, harga batu bara acuan tercatat di level US$ 168,1/ton. Naik 0,66%. Dalam sepekan terakhir, harganya melonjak 7,1% secara point-to-point.

Kenaikan harga batu bara akan membawa dampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Sebab, batu bara adalah salah satu komoditas andalan ekspor Tanah Air.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor non-migas Indonesia pada Januari-Juni 2021 adalah US$ 97,06 miliar. Melonjak 34,06% dibandingkan semester I-2020.

Dari nilai tersebut, US$ 12,7 miliar atau 13,08% adalah ekspor bahan bakar mineral yang didominasi batu bara. Hanya kalah dari lemak dan minyak hewan/nabati (yang didominasi minyak sawit mentah/CPO) yang sebesar US$ 14,08 miliar.

Namun di China, harga batu bara kokas berjangka China melemah 3% pada perdagangan Selasa hari ini, karena dirugikan oleh ekspektasi permintaan pendinginan dari pabrik hulu dan pabrik kokas, sementara kekurangan sisi pasokan diperkirakan akan pulih.

Batubara kokas berjangka yang paling banyak diperdagangkan di Dalian Commodity Exchange kontrak pengiriman Januari 2022 turun sebanyak 3% menjadi 2.157 yuan (US$ 332.93) per ton.

Produksi baja mentah China juga turun sebesar 7,6% dari bulan sebelumnya menjadi 86,79 juta ton, karena negara tersebut bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dengan mengurangi produksi logam tersebut.

"Mengintensifkan kontrol output di pabrik kokas di barat laut dan China tengah juga dapat mengurangi konsumsi batu bara kokas," tulis analis di GF Futures dalam sebuah catatan, dikutip dari Reuters.

Sementara itu, karena Beijing baru-baru ini meningkatkan upaya untuk meningkatkan pasokan batu bara dan menstabilkan harga komoditas, pasokan untuk pencampuran batu bara kokas mungkin saja dapat meningkat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh, Ini Pekan Terburuk bagi Batu Bara, Ambles 7%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular