
Sokong Capex, Humpuss Bakal Rilis Obligasi Rp 1 T
Monica Wareza, CNBC Indonesia
05 April 2019 13:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pelayaran PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) berencana merilis obligasi berkelanjutan senilai maksimal Rp 1 triliun guna mendukung belanja modal. Perusahaan juga membuka peluang skema penerbitannya dalam mata uang asing atau global bond.
Komisaris Utama Humpuss Intermoda Theo Lekatompessy mengatakan tahun ini perseroan akan menambah empat unit kapal baru, dua di antaranya adalah berjenis floating storage regasification unit (FSRU) untuk mendukung bisnis distribusi liquefied natural gas (LNG).
Untuk membiayai investasi ini, katanya, perusahaan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$ 82 juta atau Rp 1,16 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/US$).
Sebab itu, untuk membiaya capex tersebut, rencana penerbitan obligasi berkelanjutan disiapkan. Tahap pertama obligasi ini akan diterbitkan di akhir semester I-2019. Saat ini pihaknya masih menunggu proses pemeringkatan dari Fitch Ratings.
Menurut Theo, pemilihan Fitch sebagai lembaga rating juga membuka kesempatan perusahaan untuk menerbitkan obligasi dalam bentuk dolar AS di luar negeri, alias global bond.
Pemilihan global bond ini karena dinilai akan lebih murah dari segi biaya sebab bunga dari obligasi dalam bentuk dolar lebih murah ketimbang dalam rupiah di kondisi saat ini.
"Tahun ini investasinya US$ 82 juta. Ada penambahan kapal untuk oil and gas, pertrochemical dan dredging [pengerukan] ada. Kalau untuk LNG 2 unit, bisa lebih tapi dari kontrak yang ada," kata Theo di Graha Niaga, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Kamis (4/4).
Theo mengatakan perusahaan mulai menambah lini bisnis dari sekadar pengangkutan, menjadi distribusi untuk memberikan nilai tambah jangka panjang untuk perusahaan. Adapun perusahaan tengah menunggu pengumuman untuk proyek LNG yang akan direalisasikan tahun ini.
Tahun ini, perusahaan memproyeksikan bakal memperoleh pendapatan yang tumbuh menjadi US$ 90 juta-US$ 100 juta, naik dari pendapatan tahun lalu yang senilai US$ 81,80 juta.
Pendapatan tersebut salah satunya akan disumbangkan dari bisnis distribusi LNG yang akan diumumkan di tahun ini dengan ekspektasi perolehan kontrak senilai US$ 35 juta-US$ 40 juta.
Total pendapatan di tahun ini diperkirakan disumbang dari bisnis LNG, migas, dan petrochemical masing-masing sebesar 30%, sisanya kontribusi dari bisnis offshore sebesar 5%-7% dan bisnis dredging sebesar 3%-5%.
Laba diperkirakan tumbuh minimal sebesar 20%. Artinya jika dihitung dari laba bersih di tahun lalu, maka laba bersih minimal yang akan dikantongi adalah senilai US$ 14,44 juta.
Dalam kesempatan itu, HITS juga membagikan dividen kepada pemegang saham senilai Rp 21,30 miliar dari laba bersih 2018 yang mencapai US$ 12,04 juta. Para pemegang saham akan memperoleh dividen senilai Rp 3/saham.
(tas) Next Article Digoyang Sentimen OTT KPK, Harga Saham Humpuss Stagnan
Komisaris Utama Humpuss Intermoda Theo Lekatompessy mengatakan tahun ini perseroan akan menambah empat unit kapal baru, dua di antaranya adalah berjenis floating storage regasification unit (FSRU) untuk mendukung bisnis distribusi liquefied natural gas (LNG).
Untuk membiayai investasi ini, katanya, perusahaan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$ 82 juta atau Rp 1,16 triliun (asumsi kurs Rp 14.200/US$).
Sebab itu, untuk membiaya capex tersebut, rencana penerbitan obligasi berkelanjutan disiapkan. Tahap pertama obligasi ini akan diterbitkan di akhir semester I-2019. Saat ini pihaknya masih menunggu proses pemeringkatan dari Fitch Ratings.
Menurut Theo, pemilihan Fitch sebagai lembaga rating juga membuka kesempatan perusahaan untuk menerbitkan obligasi dalam bentuk dolar AS di luar negeri, alias global bond.
Pemilihan global bond ini karena dinilai akan lebih murah dari segi biaya sebab bunga dari obligasi dalam bentuk dolar lebih murah ketimbang dalam rupiah di kondisi saat ini.
"Tahun ini investasinya US$ 82 juta. Ada penambahan kapal untuk oil and gas, pertrochemical dan dredging [pengerukan] ada. Kalau untuk LNG 2 unit, bisa lebih tapi dari kontrak yang ada," kata Theo di Graha Niaga, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Kamis (4/4).
Theo mengatakan perusahaan mulai menambah lini bisnis dari sekadar pengangkutan, menjadi distribusi untuk memberikan nilai tambah jangka panjang untuk perusahaan. Adapun perusahaan tengah menunggu pengumuman untuk proyek LNG yang akan direalisasikan tahun ini.
Tahun ini, perusahaan memproyeksikan bakal memperoleh pendapatan yang tumbuh menjadi US$ 90 juta-US$ 100 juta, naik dari pendapatan tahun lalu yang senilai US$ 81,80 juta.
Pendapatan tersebut salah satunya akan disumbangkan dari bisnis distribusi LNG yang akan diumumkan di tahun ini dengan ekspektasi perolehan kontrak senilai US$ 35 juta-US$ 40 juta.
Total pendapatan di tahun ini diperkirakan disumbang dari bisnis LNG, migas, dan petrochemical masing-masing sebesar 30%, sisanya kontribusi dari bisnis offshore sebesar 5%-7% dan bisnis dredging sebesar 3%-5%.
Laba diperkirakan tumbuh minimal sebesar 20%. Artinya jika dihitung dari laba bersih di tahun lalu, maka laba bersih minimal yang akan dikantongi adalah senilai US$ 14,44 juta.
Dalam kesempatan itu, HITS juga membagikan dividen kepada pemegang saham senilai Rp 21,30 miliar dari laba bersih 2018 yang mencapai US$ 12,04 juta. Para pemegang saham akan memperoleh dividen senilai Rp 3/saham.
(tas) Next Article Digoyang Sentimen OTT KPK, Harga Saham Humpuss Stagnan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular