Bukan Main, Rupiah (Masih) Juara Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 April 2019 08:37
Terima Kasih, BI!
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Faktor domestik sepertinya menjadi penyokong penguatan rupiah. Walau menguat dalam 4 hari terakhir, sebenarnya rupiah masih cenderung melemah.  

Sejak ahir Februari, mata uang Tanah Air terdepresiasi 0,71%. Oleh karena itu, ruang penguatan rupiah masih terbuka. 

Kemudian, rupiah juga sudah tidak lagi tertekan karena kebutuhan valas korporasi. Jelang akhir kuartal I-2019, rupiah melemah lumayan dalam karena tingginya permintaan valas korporasi untuk pembayaran dividen, utang, dan sebagainya. Kini kebutuhan itu sudah selesai dan rupiah punya waktu untuk 'bernafas'. 

Lalu, rupiah juga terbantu oleh kejelasan sikap Bank Indonesia (BI) dalam merespons data inflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Maret 2019 sebesar 2,48% year-on-year (YoY) yang merupakan laju paling lambat sejak November 2009. 


Data tersebut sempat memunculkan spekulasi. Apakah BI mulai berpikir untuk menurunkan suku bunga acuan? 


Namun Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior BI, menegaskan bahwa Indonesia masih punya pekerjaan yang belum selesai yaitu defisit di transaksi berjalan (current account deficit/CAD). Jika CAD masih lebar, maka BI belum bisa sepenuhnya 'lepas tangan'. 

"Kalau kita lihat 2016 dan 2017, CAD kita sekitar 2% dari PDB (Produk Domestik Bruto). Saat itu FFR (Federal Funds Rate, suku bunga acuan AS) naik tetapi BI bisa turunkan bunga (acuan). Jadi, BI mau memastikan CAD itu menuju 2,5% PDB," jelas Mirza belum lama ini. 

Pada kuartal IV-2018, CAD Indonesia masih berada di 3,57% PDB. Artinya, jalan menuju ke 2,5% PDB masih butuh waktu dan sebelum itu bisa dipastikan maka BI mungkin masih belum berpikir soal menurunkan suku bunga acuan. 

Teka-teki soal arah BI 7 Day Reverse Repo Rate sedikit banyak sudah terjawab. Pasar tidak perlu lagi berspekulasi mengenai penurunan suku bunga acuan, yang berpotensi menyebabkan arus modal keluar (capital ouflows) terutama di pasar obligasi. Investor pun tenang, dan kembali berburu aset-aset berbasis rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular