Kilau Wall Street Redupkan Pesona Yen

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
05 April 2019 07:54
Mata uang yen Jepang akhirnya harus takluk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (4/4/2019).
Foto: Mata Uang Yen Jepang (REUTERS/Thomas White)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang yen Jepang akhirnya harus takluk di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (4/4/2019) kemarin. Sempat menguat di dua sesi yakni Asia dan Eropa, yen berbalik melemah saat masuk perdagangan sesi AS.

Pelemahan yen berlanjut pada pagi ini Jumat (5/4/19), pada pukul 7:10 WIB yen diperdagangkan di kisaran 111,74/US$ atau lebih lemah dibandingkan penutupan kemarin di level 111,65/US$, mengutip kuotasi MetaTrader 5.


Penguatan bursa saham AS atau Wall Street menjadi pemicu pelemahan yen. Sebagai mata uang yang bergelar safe haven, yen menjadi tidak menarik ketika bursa saham menguat.

Hingga Kamis kemarin Wall Street terus menghijau, indeks Dow Jones bahkan mencatat penguatan enam hari beruntun, sekaligus menjadi kenaikan terpanjang di tahun ini.

Harapan akan segera berakhirnya perang dagang menjadi penopang penguatan bursa AS, dan kemungkinan akan menjalar ke bursa Asia hari ini. Jika bursa Asia juga menghijau, yen akan semakin tidak dilirik oleh pelaku pasar, setidaknya sampai rilis data tenaga kerja AS malam ini.

Pemerintah AS pada pukul 19:30 WIB akan melaporkan data tenaga kerja yang kerap dijadikan barometer kekuatan ekonomi AS oleh para investor. Federal Reserve (The Fed) juga menjadikan data tenaga kerja sebagai salah satu patokan dalam menerapkan kebijakan moneter.


Data ini terdiri dari tiga poin, non-farm payroll (NFP) yakni kemampuan perekonomian AS menyerap tenaga kerja di luar sektor pertanian, rata-rata upah per jam, dan tingkat pengangguran.

Mengutip Forex Factory, data NFP untuk bulan Maret diperkirakan sebanyak 175.000 naik jauh dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 20.000 pekerja. Rata-rata upah per jam diprediksi naik 0,2% lebih rendah dari kenaikan bulan Februari 0,4%, dan tingkat pengangguran diperkirakan tetap di level 3,8%.

Dalam dua hari sebelumnya data-data yang terkait tenaga kerja dirilis mixed.

Automatic Data Processing Inc. pada Rabu (3/4/19) melaporkan sepanjang bulan Maret ekonomi AS hanya mampu menyerap 129.000 tenaga kerja, jauh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya ketika menyerap sebanyak 197.000 tenaga kerja.


Sementara kemarin kabar bagus datang dari Departemen Tenaga Kerja AS yang melaporkan jumlah klaim tunjangan pengangguran pada pekan lalu tercatat sebanyak 202.000, lebih sedikit dibandingkan pekan sebelumnya sebanyak 211.000.

Nasib yen di perdagangan terakhir pekan ini kemungkinan besar akan ditentukan oleh data tenaga kerja AS nanti malam. Jika data-data tersebut dirilis lebih bagus dari prediksi, yen berpotensi melemah tajam, dan sebaliknya jika data tersebut dirilis buruk, yen memiliki peluang memukul balik dolar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(prm) Next Article Optimisme Damai Dagang Bikin Yen Loyo

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular