
Rupiah Perkasa, Saham-saham Bank BUKU 4 Jadi Primadona
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
04 April 2019 11:46

Penguatan rupiah juga melandasi aksi beli atas saham-saham bank BUKU 4. Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat 0,25% di pasar spot ke level Rp 14.180/dolar AS.
Ada dua faktor yang membuat rupiah bisa perkasa melawan dolar AS. Pertama, damai dagang AS-China yang kian dekat. Optimisme bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang membuat pelaku pasar enggan bermain aman sehingga instrumen safe haven seperti dolar AS menjadi dilego.
Kedua, rilis data ekonomi AS yang mengecewakan. Kemarin, penciptaan lapangan kerja (di luar sektor pertanian) periode Maret 2019 versi ADP diumumkan sebanyak 129.000 saja, jauh di bawah konsensus yang sebanyak 184.000, seperti dilansir dari Forex Factory.
Lemahnya angka penciptaan lapangan kerja membuat pelaku pasar kian yakin bahwa The Federal Reserve selaku bank sentral AS belum akan mengerek tingkat suku bunga acuan pada tahun ini.
Sebagai informasi, dalam pertemuan bulan lalu, The Fed memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan di rentang 2,25%-2,5%.
Tak hanya menahan tingkat suku bunga acuan, The Fed juga memangkas proyeksinya atas kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini. Kini, The Fed memproyeksikan bahwa suku bunga acuan tak akan dinaikkan sama sekali di tahun 2019. Padahal pada Desember 2018, diproyeksikan ada kenaikan sebesar 50 bps.
Tanpa bensin berupa kenaikan suku bunga acuan, praktis dolar AS menjadi kehilangan pijakan untuk menguat. Hingga berita ini diturunkan, indeks dolar AS terkoreksi sebesar 0,02%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Ada dua faktor yang membuat rupiah bisa perkasa melawan dolar AS. Pertama, damai dagang AS-China yang kian dekat. Optimisme bahwa AS dan China akan segera meneken kesepakatan dagang membuat pelaku pasar enggan bermain aman sehingga instrumen safe haven seperti dolar AS menjadi dilego.
Kedua, rilis data ekonomi AS yang mengecewakan. Kemarin, penciptaan lapangan kerja (di luar sektor pertanian) periode Maret 2019 versi ADP diumumkan sebanyak 129.000 saja, jauh di bawah konsensus yang sebanyak 184.000, seperti dilansir dari Forex Factory.
Sebagai informasi, dalam pertemuan bulan lalu, The Fed memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga acuan di rentang 2,25%-2,5%.
Tak hanya menahan tingkat suku bunga acuan, The Fed juga memangkas proyeksinya atas kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini. Kini, The Fed memproyeksikan bahwa suku bunga acuan tak akan dinaikkan sama sekali di tahun 2019. Padahal pada Desember 2018, diproyeksikan ada kenaikan sebesar 50 bps.
Tanpa bensin berupa kenaikan suku bunga acuan, praktis dolar AS menjadi kehilangan pijakan untuk menguat. Hingga berita ini diturunkan, indeks dolar AS terkoreksi sebesar 0,02%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular