
Sentimen Positif Bejibun, Rupiah Aman di Zona Hijau
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 April 2019 12:37

Ketiga, hawa damai dagang AS-China semakin terasa. Beijing memutuskan untuk menunda kenaikan bea masuk produk otomotif dan suku cadang made in the USA. Sedianya tarif bea masuk untuk produk ini akan naik dari 10% ke 25% mulai 2 April, tetapi kemudian ditunda.
Langkah ini ditempuh karena hubungan Beijing-Washington yang semakin kondusif. Pekan ini, Wakil Perdana Menteri China Liu He akan melanjutkan dialog dagang dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer di Washington.
Harapan damai dagang AS-China yang bisa terwujud dalam waktu dekat membuat pelaku pasar bergairah. Aset-aset di negara berkembang kembali menjadi incaran sehingga membuat mata uang Asia menguat, termasuk rupiah.
Keempat, data-data di Asia juga menunjukkan hasil yang positif. Di China, angka Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur versi Caixin pada Maret tercatat 50,8. Ini menjadi pencapaian terbaik dalam 8 bulan terakhir.
Sementara di Indonesia, angka PMI versi Nikkei/Markit untuk Maret berada di 51,2 atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,1. Angka ini menjadi yang terbaik sejak Desember 2018.
Data-data ini menunjukkan bahwa geliat dunia usaha masih ada, masih ada ekspansi. Ujungnya tentu akan mendongrak potensi pertumbuhan ekonomi, dan ini mendapat apresiasi dari pasar.
Sentimen positif yang bejibun itu membuat posisi rupiah di zona hijau relatif aman. Jika penguatan ini bertahan hingga penutupan pasar, maka rupiah akan menguat selama 2 hari beruntun setelah akhir pekan lalu terapresiasi tipis 0,01% di hadapan dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Langkah ini ditempuh karena hubungan Beijing-Washington yang semakin kondusif. Pekan ini, Wakil Perdana Menteri China Liu He akan melanjutkan dialog dagang dengan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer di Washington.
Harapan damai dagang AS-China yang bisa terwujud dalam waktu dekat membuat pelaku pasar bergairah. Aset-aset di negara berkembang kembali menjadi incaran sehingga membuat mata uang Asia menguat, termasuk rupiah.
Sementara di Indonesia, angka PMI versi Nikkei/Markit untuk Maret berada di 51,2 atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,1. Angka ini menjadi yang terbaik sejak Desember 2018.
Data-data ini menunjukkan bahwa geliat dunia usaha masih ada, masih ada ekspansi. Ujungnya tentu akan mendongrak potensi pertumbuhan ekonomi, dan ini mendapat apresiasi dari pasar.
Sentimen positif yang bejibun itu membuat posisi rupiah di zona hijau relatif aman. Jika penguatan ini bertahan hingga penutupan pasar, maka rupiah akan menguat selama 2 hari beruntun setelah akhir pekan lalu terapresiasi tipis 0,01% di hadapan dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular