
Ekonomi Singapura Positif, Indeks Straits Times Dibuka Naik
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
01 April 2019 08:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Straits Times (STI) dibuka menguat tipis 0,51% ke level 3.229,11 pada perdagangan awal April ini, (1/4/2019) seiring dengan sentimen positif kemajuan pembicaraan damai dagang Amerika Serikat (AS)-China.
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 23 mencatatkan kenaikan harga, dua saham melemah, dan lima saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Akhir Maret lalu, pertemuan perwakilan dagang AS-China menunjukkan perkembangan yang positif. Presiden AS Donald Trump lewat cuitan Twitter mengemukakan bahwa dialog berlangsung dengan sangat komprehensif dan detil dalam membahas perumusan masalah AS dan China.
"Pembicaraan dagang berlangsung dengan sangat baik. Sangat komprehensif, sangat detil dalam merumuskan seluruh masalah kami dengan China dalam beberapa tahun ini. Ini akan menjadi kesepakatan yang bagus," kata Trump di resor Mar-a-Lago (Florida), mengutip Reuters.
Negeri Panda juga sudah menunjukkan itikad baiknya dengan mengatakan akan terus menunda pengenaan bea impor tambahan terhadap kendaraan-kendaraan dan suku cadang dari AS yang semestinya berlaku pada 2 April.
Semestinya tarif produk tersebut akan naik dari 10% menjadi 25%, tetapi diputuskan ditunda.
Minggu ini, giliran rombongan dari Beijing yang akan bertandang ke Washington untuk melanjutkan dialog dagang.
Lebih lanjut, rilis data ekonomi yang cukup menggairahkan juga diprediksi bakal terus mendongkrak indeks harga Straits Times pada hari ini.
Indeks harga ekspor dan impor Singapura di bulan Februari berhasil meningkat, setelah sebelumnya terus mengalami tren penurunan sejak Oktober tahun lalu.
Indeks harga ekspor naik menjadi 98,9 poin di Februari dari sebelumnya 97,7 poin pada Januari, sedangkan indeks harga impor tumbuh menjadi 99,2 poin dari sebelumnya ada di 97,9 poin.
Selain itu, nilai pinjaman bank di Singapura pada Februari juga meningkat tipis menjadi S$ 672,3 miliar dibandingkan Januari yang sebesar S$ 671,2 miliar. Ini adalah pencapaian tertinggi sejak Juni 2018.
Kenaikan pada indikator ekonomi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Negeri Singa mampu tumbuh positif di tengah kisruh perlambatan ekonomi global dan perang dagang AS-China.
Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Menguat 4 hari Beruntun, Straits Times Akhirnya Melemah
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 23 mencatatkan kenaikan harga, dua saham melemah, dan lima saham tidak mencatatkan perubahan harga.
Akhir Maret lalu, pertemuan perwakilan dagang AS-China menunjukkan perkembangan yang positif. Presiden AS Donald Trump lewat cuitan Twitter mengemukakan bahwa dialog berlangsung dengan sangat komprehensif dan detil dalam membahas perumusan masalah AS dan China.
"Pembicaraan dagang berlangsung dengan sangat baik. Sangat komprehensif, sangat detil dalam merumuskan seluruh masalah kami dengan China dalam beberapa tahun ini. Ini akan menjadi kesepakatan yang bagus," kata Trump di resor Mar-a-Lago (Florida), mengutip Reuters.
Negeri Panda juga sudah menunjukkan itikad baiknya dengan mengatakan akan terus menunda pengenaan bea impor tambahan terhadap kendaraan-kendaraan dan suku cadang dari AS yang semestinya berlaku pada 2 April.
Semestinya tarif produk tersebut akan naik dari 10% menjadi 25%, tetapi diputuskan ditunda.
Minggu ini, giliran rombongan dari Beijing yang akan bertandang ke Washington untuk melanjutkan dialog dagang.
Lebih lanjut, rilis data ekonomi yang cukup menggairahkan juga diprediksi bakal terus mendongkrak indeks harga Straits Times pada hari ini.
Indeks harga ekspor dan impor Singapura di bulan Februari berhasil meningkat, setelah sebelumnya terus mengalami tren penurunan sejak Oktober tahun lalu.
Indeks harga ekspor naik menjadi 98,9 poin di Februari dari sebelumnya 97,7 poin pada Januari, sedangkan indeks harga impor tumbuh menjadi 99,2 poin dari sebelumnya ada di 97,9 poin.
Selain itu, nilai pinjaman bank di Singapura pada Februari juga meningkat tipis menjadi S$ 672,3 miliar dibandingkan Januari yang sebesar S$ 671,2 miliar. Ini adalah pencapaian tertinggi sejak Juni 2018.
Kenaikan pada indikator ekonomi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Negeri Singa mampu tumbuh positif di tengah kisruh perlambatan ekonomi global dan perang dagang AS-China.
Pada hari ini tidak ada rilis data ekonomi dari Singapura.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Menguat 4 hari Beruntun, Straits Times Akhirnya Melemah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular