IHSG Cs Merana Pekan Ini, Adakah Harapan Buat Pekan Depan?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 March 2019 15:46
Pantau Data Inflasi Domestik
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Tidak cuma eksternal, ada pula sentimen domestik yang perlu mendapat perhatian investor. Esok hari, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Maret. 

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi bulanan (month-on-month/MoM) sebesar 0,12%. Semenara laju inflasi year-on-year (YoY) adalah 2,5%, dan inflasi inti YoY di 3,055%. 

Secara bulanan, laju inflasi memang terakselerasi karena pada Februari terjadi deflasi 0,08%. Namun secara YoY, terjadi sedikit perlambatan karena bulan lalu ada di 2,57%. 

Apabila inflasi Maret secara YoY sesuai ekspektasi pasar, maka akan menjadi laju paling lambat sejak November 2009 atau nyaris 10 tahun lalu. Kala itu, inflasi 'hanya' 2,4% YoY. 


Inflasi yang masih 'santai' boleh jadi akan membuat Bank Indonesia (BI) mulai berpikir untuk menurunkan suku bunga acuan. Kini mungkin satu-satunya faktor yang masih membuat BI pikir-pikir adalah transaksi berjalan (current account).

Jika defisit transaksi berjalan masih cukup lebar dan mengancam kestabilan rupiah, maka tentu BI belum bisa menurunkan suku bunga acuan. Namun kalau defisit transaksi berjalan membaik, menuju ke bawah 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) seperti yang ditargetkan, maka ruang untuk menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan cukup terbuka. Asalkan defisit transaksi berjalan sudah aman, maka BI mungkin bisa mulai mempertimbangkan berpindah haluan menjadi salah satu agen pendorong pertumbuhan ekonomi.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular