Analisis Teknikal

Harga Ayam Turun, Bagaimana Nasib Saham JPFA, CPIN & MAIN?

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
29 March 2019 14:50
Harga Ayam Turun, Bagaimana Nasib Saham JPFA, CPIN & MAIN?
Foto: Japfa (CNBC Indonesia/Houtman P Saragih)
Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan masih menyelimuti industri pakan ternak ayam (poultry) hingga siang ini, Jumat (29/3/2019). Tiga saham berbasis poultry rupanya masih anjlok seiring harga jual ayam potong hidup (live birds) yang harganya juga anjlok di pasaran.

Harga jual live birds akhir bulan ini menyentuh Rp 10.800-11.000/kilogram (kg), posisi terendah dalam beberapa tahun terakhir. Harga tersebut sangat jauh dari rata-rata harga pokok produksi (HPP) yang sebesar Rp 19.500/kg.

Pada Rabu pekan lalu para peternak ayam yang tergabung dalam asosiasi Peternak Rakyat dan Peternak Mandiri (PRPM) dan Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan), meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) turun tangan memperbaiki harga jual.

Para peternak menuntut harga live birds tersebut dikembalikan ke harga batas bawah pembelian sesuai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018, yakni direntang Rp 18.000-Rp 20.000/kg.

Mereka juga meminta harga ayam usia satu hari (day old chicks/DOC) sebesar Rp 5.500/ekor dengan kualitas 1 serta harga pakan dengan grade premium juga turun setidaknya Rp 500/kg.

"Kita sudah sepakat, Arphuin [Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas] akan menyerap dan membeli live birds dari para peternak dengan harga Rp 18.000/kg dan kemudian akan dijual oleh anggota Aprindo [Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia," kata Tjahya kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/3/2019).

Tjahya menambahkan, pembelian live birds dari peternak rakyat sesuai dengan harga acuan akan mulai dilakukan per tanggal 1 hingga 21 April 2019.

Sampai sejauh mana pergerakan harga saham emiten industri tersebut akan terpengaruh sentimen penurunan harga jual tersebut? Berikut analisis Tim Riset CNBC Indonesia atas tiga saham poultry secara teknikal, yakni PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN).
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Jumat (29/3/2019) siang ini, menunjukkan saham CPIN diperdagangkan turun 8,04% pada harga Rp 6.575/saham.
Saham CPIN, JPFA & MAIN Masih Merana, Sampai Sejauh Mana?Sumber: Refinitiv
Secara jangka menengah pendek, tren CPIN mengarah kepada penurunan. Hal ini terlihat dari posisi harganya yang bergerak di bawah rata-rata nilainya selama 20 dan lima hari (moving average/MA20/MA5).

Saham CPIN diperkirakan menguji level support (batas bawah) Rp 5.900 dalam jangka beberapa minggu kedepan. Terbentuknya pola long black candle menguatkan bahwa saham ini sedang tertekan.

Namun dalam beberapa hari mendatang, saham tersebut berpotensi menguat sesaat seiring terbentuknya ekor (shadow) pada grafik lilin hari ini. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)

Jika dilihat dari kinerjanya, saham JPFA paling terpapar penurunan. Hingga tahun berjalan, saham tersebut terdepresiasi 16,05%. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga Jumat (29/3/2019) siang ini, saham JPFA diperdagangkan turun 7,69% pada harga Rp 1.800/saham.
Saham CPIN, JPFA & MAIN Masih Merana, Sampai Sejauh Mana?Sumber: Refinitiv
Secara jangka menengah pendek, tren JPFA mengarah kepada penurunan. Hal ini terlihat dari harganya saat ini yang bergerak di bawah rata-rata nilainya selama 20 dan lima hari (moving average/MA20/MA5).

Penurunan pada saham JPFA diperkirakan belum berakhir menguji level support (batas bawah) Rp 1.600/saham. Terbentuknya pola long black candle menguatkan bahwa saham ini sedang tertekan.

Pada saham tersebut belum terlihat penguatan dalam beberapa hari peradagangan berikutnya. PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) Diantara kedua saham di atas, MAIN mencatatkan kinerja paling gemilang. Hingga tahun berjalan MAIN masih mengalami kenaikan meski tipis hanya 0,36%.

Saham Malindo (MAIN) hingga berita ini dimuat anjlok hingga 10,64% pada harga Rp 1.385/saham.
Saham CPIN, JPFA & MAIN Masih Merana, Sampai Sejauh Mana?Sumber: Refinitiv
Dalam jangka menengah pendek, tren MAIN mengarah kepada penurunan. Hal ini terlihat dari harganya saat ini yang bergerak di bawah rata-rata nilainya selama 20 dan lima hari (moving average/MA20/MA5).

Saham MAIN diperkirakan menguji level 
support (batas bawah) Rp 1.235/saham. Terbentuknya pola long black candle menguatkan saham tersebut sedang tertekan.

Dalam beberapa hari mendatang secara teknikal belum terlihat tanda-tanda kebangkitan pada saham tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular