
Optimisme Damai Dagang Bikin Yen Loyo
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
29 March 2019 07:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya yen Jepang membukukan penguatan dua hari beruntun terhadap dolar AS Kamis (28/3/19) kemarin gagal. Mata uang Jepang ini malah harus berakhir melemah 0,16% ke level 110,62/US$, mengutip kuotasi MetaTrader 5.
Optimisme pelaku pasar akan berakhirnya perang dagang Amerika Serikat (AS)-China menyebabkan aset-aset berisiko kembali menguat dan yen sebagai aset safe haven menjadi kurang dilirik. Pagi ini, Jumat (28/3/19), pukul 7:03 WIB yen diperdagangkan di kisaran 110,65/US$.
Dimulainya kembali negosiasi dagang AS-China di Beijing memberikan kabar bagus. Para negosiator AS mengatakan China telah membuat proposal transfer teknologi yang belum pernah ditawarkan sebelumnya.
Transfer teknologi merupakan isu yang krusial dalam negosiasi kedua belah pihak. Presiden AS Donald Trump sebelumnya menuduh China melalukan pencurian kekayaan intelektual dan transfer paksa teknologi AS ke perusahaan-perusahaan China.
Dengan adanya proposal dari China, menunjukkan sikap pemerintah di bawah Presiden Xi Jinping yang melunak dan memunculkan optimisme damai dagang akan segera tercapai. Poin-poin lain dalam negosiasi dagang juga dikatakan telah menunjukkan perkembangan yang baik.
Optimisme damai dagang tersebut sekaligus menutupi isu resesi pada perdagangan Kamis kemarin. Selain itu yield obligasi AS tenor 10 tahun juga bergerak naik merespons kabar ini.
Sementara itu dari AS, Departemen Perdagangan Kamis kemarin merilis data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) AS pembacaan final atau akhir. Data tersebut dirilis sebesar 2,2% atau direvisi turun dari rilis sebelumnya sebesar 2,6%.
Meski demikian data tersebut sepertinya tidak terlalu direspons oleh pelaku pasar mengingat Federal Reserve (The Fed) AS, telah mengonfirmasi jika perekonomian AS sedang melambat, bahkan telah menurunkan proyeksi PDB di tahun ini.
Pelaku pasar lebih berfokus pada pergerakan yield negara-negara maju yang menunjukkan akan kecemasan resesi pelaku pasar, dan yang terbaru perkembangan negosiasi dagang AS - China. Dua faktor ini akan mempengaruhi pergerakan pasar di perdagangan terakhir bulan Maret hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(prm) Next Article Dolar AS Cenderung Melemah Dihadapan Mata Uang Utama Dunia
Optimisme pelaku pasar akan berakhirnya perang dagang Amerika Serikat (AS)-China menyebabkan aset-aset berisiko kembali menguat dan yen sebagai aset safe haven menjadi kurang dilirik. Pagi ini, Jumat (28/3/19), pukul 7:03 WIB yen diperdagangkan di kisaran 110,65/US$.
Dimulainya kembali negosiasi dagang AS-China di Beijing memberikan kabar bagus. Para negosiator AS mengatakan China telah membuat proposal transfer teknologi yang belum pernah ditawarkan sebelumnya.
Dengan adanya proposal dari China, menunjukkan sikap pemerintah di bawah Presiden Xi Jinping yang melunak dan memunculkan optimisme damai dagang akan segera tercapai. Poin-poin lain dalam negosiasi dagang juga dikatakan telah menunjukkan perkembangan yang baik.
Optimisme damai dagang tersebut sekaligus menutupi isu resesi pada perdagangan Kamis kemarin. Selain itu yield obligasi AS tenor 10 tahun juga bergerak naik merespons kabar ini.
Sementara itu dari AS, Departemen Perdagangan Kamis kemarin merilis data pertumbuhan ekonomi atau produk domestik bruto (PDB) AS pembacaan final atau akhir. Data tersebut dirilis sebesar 2,2% atau direvisi turun dari rilis sebelumnya sebesar 2,6%.
Meski demikian data tersebut sepertinya tidak terlalu direspons oleh pelaku pasar mengingat Federal Reserve (The Fed) AS, telah mengonfirmasi jika perekonomian AS sedang melambat, bahkan telah menurunkan proyeksi PDB di tahun ini.
Pelaku pasar lebih berfokus pada pergerakan yield negara-negara maju yang menunjukkan akan kecemasan resesi pelaku pasar, dan yang terbaru perkembangan negosiasi dagang AS - China. Dua faktor ini akan mempengaruhi pergerakan pasar di perdagangan terakhir bulan Maret hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(prm) Next Article Dolar AS Cenderung Melemah Dihadapan Mata Uang Utama Dunia
Most Popular