
Internasional
AS Dihantui Resesi, Warren Buffett: Ekonomi Memang Melambat
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
29 March 2019 06:47

Jakarta, CNBC Indonesia - Miliuner Warren Buffett mengakui bahwa laju pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) memang sedang kehilangan daya dorongnya saat ini.
"Terlihat bahwa laju kenaikan ekonomi telah melambat," ujar chairman dan CEO Berkshire Hathaway itu kepada CNBC International, Kamis (28/3/2019).
"Saya akan menyebut fenomena ini sebagai sesuatu yang nyaris diperhatikan namun saya tidak akan melangkah lebih jauh dari itu."
Buffett mengakui adanya perlambatan di BNSF, perusahaan rel kereta api yang dimiliki Berkshire, yang memberi sinyal adanya pertumbuhan yang lebih rendah. Namun, ia juga mengatakan beberapa data mungkin terdistorsi oleh faktor musiman, seperti cuaca.
Pernyataan itu disampaikan di tengah meningkatnya kecemasan akan jatuhnya ekonomi AS ke dalam resesi.
Yield obligasi acuan AS bertenor 10 tahun menyentuh level terendahnya sejak 5 Desember 2017, Rabu. Di saat yang sama, yield obligasi bertenor tiga bulan naik dan melampaui tenor 10 tahun.
Fenomena yang disebut sebagai inversi yield (inverted yield) ini dipandang banyak kalangan sebagai salah satu tanda akan terjadinya resesi.
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan. Sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal atau lebih berturut-turut.
Tetap saja, Buffett mengatakan dirinya tidak cemas.
"Namun, ini benar-benar terlihat ekonomi sedang melambat. Saya tidak mengatakan ekonomi terkontraksi, namun sepertinya dari semua bisnis, khususnya statistik rel kereta api (terlihat bahwa ekonomi akan lebih melambat)," kata Buffett.
"Ini tidak mengubah apapun yang kami lakukan. Bila ada lampu merah menyala-nyala, jika ada lampu merah yang kabur, kami akan tetap berinvestasi sebagaimana yang tengah kami lakukan."
Ia juga mengulangi mantranya bahwa AS adalah tempat terbaik untuk menginvestasikan uang.
"Anda benar-benar ingin bertaruh untuk Amerika. Tuhan telah memberkati Amerika," ujarnya.
(prm) Next Article Ekonomi Diperkirakan Hanya Tumbuh 2%, Benarkah AS Resesi?
"Terlihat bahwa laju kenaikan ekonomi telah melambat," ujar chairman dan CEO Berkshire Hathaway itu kepada CNBC International, Kamis (28/3/2019).
"Saya akan menyebut fenomena ini sebagai sesuatu yang nyaris diperhatikan namun saya tidak akan melangkah lebih jauh dari itu."
Pernyataan itu disampaikan di tengah meningkatnya kecemasan akan jatuhnya ekonomi AS ke dalam resesi.
Yield obligasi acuan AS bertenor 10 tahun menyentuh level terendahnya sejak 5 Desember 2017, Rabu. Di saat yang sama, yield obligasi bertenor tiga bulan naik dan melampaui tenor 10 tahun.
Fenomena yang disebut sebagai inversi yield (inverted yield) ini dipandang banyak kalangan sebagai salah satu tanda akan terjadinya resesi.
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang sangat signifikan yang berlangsung selama lebih dari beberapa bulan. Sebuah perekonomian bisa dikatakan mengalami resesi jika pertumbuhan ekonominya negatif selama dua kuartal atau lebih berturut-turut.
![]() |
Tetap saja, Buffett mengatakan dirinya tidak cemas.
"Namun, ini benar-benar terlihat ekonomi sedang melambat. Saya tidak mengatakan ekonomi terkontraksi, namun sepertinya dari semua bisnis, khususnya statistik rel kereta api (terlihat bahwa ekonomi akan lebih melambat)," kata Buffett.
"Ini tidak mengubah apapun yang kami lakukan. Bila ada lampu merah menyala-nyala, jika ada lampu merah yang kabur, kami akan tetap berinvestasi sebagaimana yang tengah kami lakukan."
Ia juga mengulangi mantranya bahwa AS adalah tempat terbaik untuk menginvestasikan uang.
"Anda benar-benar ingin bertaruh untuk Amerika. Tuhan telah memberkati Amerika," ujarnya.
(prm) Next Article Ekonomi Diperkirakan Hanya Tumbuh 2%, Benarkah AS Resesi?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular