Gawat! Investor Kian Yakin AS akan Alami Resesi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 March 2019 15:16
Data Ekonomi Memang Melempem
Foto: Ekspresi Trader di lantai di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid
Data ekonomi AS yang melempem memang patut membuat kita waspada bahwa resesi akan datang. Sejatinya, lesunya pertumbuhan ekonomi AS belum lama ini dikonfirmasi sendiri oleh The Federal Reserve selaku bank sentral AS.

Selepas menggelar pertemuan selama dua hari pada pekan lalu, The Fed memutuskan untuk memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya untuk tahun ini menjadi hanya 2,1%, dari yang sebelumnya 2,3% pada proyeksi bulan Desember. Untuk tahun 2020, pertumbuhan ekonomi diperkirakan melambat menjadi hanya 1,9%.

Seiring dengan dipangkasnya proyeksi pertumbuhan ekonomi, The Fed menahan tingkat suku bunga acuan di level 2,25%-2,5%.  Tak hanya menahan tingkat suku bunga acuan, The Fed juga memangkas proyeksinya atas kenaikan suku bunga acuan pada tahun ini.

Kini, The Fed memproyeksikan bahwa suku bunga acuan tak akan dinaikkan sama sekali pada tahun 2019. Padahal pada bulan Desember, diproyeksikan ada kenaikan sebesar 50 bps.

Dalam mengukur kekuatan ekonomi AS sekaligus menentukan kebijakan suku bunga acuannya, The Fed memperhatikan dua indikator utama yakni inflasi dan pasar tenaga kerja. Berbicara mengenai inflasi, The Fed menggunakan personal consumption expenditures (PCE) price index sebagai ukurannya. Target jangka panjang The Fed untuk inflasi adalah 2%.

Untuk periode Desember 2018, PCE price index tumbuh sebesar 1,7% YoY, laju terlemah sejak Agustus 2017 dan cukup jauh dari target The Fed. Dalam beberapa bulan sebelumnya, pertumbuhan PCE price index memang sudah berada dalam tren perlambatan, menunjukkan bahwa konsumsi
masyarakat AS sedang mengalami tekanan.   

Berbicara mengenai pasar tenaga kerja, penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian AS tercatat hanya sebanyak 20.000 pada bulan Februari, yang merupakan capaian terendah semenjak September 2017. Lemahnya angka penciptaan lapangan kerja menunjukkan bahwa perekonomian AS saat ini sedang kurang bergairah.
Jadi, rebound bursa saham regional pada hari ini memang wajib diwaspadai. Pasalnya, kekhawatiran atas terjadinya resesi di AS sangat mungkin kembali memantik aksi jual dengan intensitas yang besar.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular