Berhadapan dengan Resesi AS, IHSG Terjun Bebas

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
25 March 2019 09:48
Berhadapan dengan Resesi AS, IHSG Terjun Bebas
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,79% ke level 6.473,86. Pada pukul 9:38 WIB, IHSG telah memperlebar kekalahannya menjadi 1,09% ke level 6.453,94.

Kinerja IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga dilanda aksi jual: indeks Nikkei turun 3,03%, indeks Shanghai turun 0,78%, indeks Hang Seng turun 1,54%, indeks Straits Times turun 1,14%, dan indeks Kospi turun 1,49%.

Sinyal datangnya resesi di AS membuat pelaku pasar melepas instrumen berisiko seperti saham. Sinyal tersebut datang pergerakan pasar obligasi pemerintah AS. Per akhir pekan lalu, yield obligasi pemerintah AS tenor 3 bulan berada di 2,4527%, lebih tinggi ketimbang tenor 10 tahun yang sebesar 2,4373%.

Inversi (yield tenor pendek lebih tinggi dibandingkan tenor panjang) antara tenor 3 bulan dan 10 tahun seringkali dijadikan indikator terjadinya. Pasalnya, dalam 3 resesi terakhir yang terjadi di AS, selalu terjadi inversi pada obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun.

Salah satu penyebab terjadinya resesi di AS bisa datang dari eskalasi perang dagang dengan China. Pada hari Kamis dan Jumat (28-29 Maret), Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dijadwalkan bertandang ke China untuk bernegosiasi dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He.

Negosiasi kali ini menjadi amat penting mengingat sebelumnya ada pemberitaan yang menyebut bahwa pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan diundur hingga Juni, membuat negosiasi dagang kedua negara menjadi berlarut-larut.

Jika kesepakatan tak juga bisa dicapai, perang dagang yang kini terjadi kustru akan tereskalasi. Seluruh produk impor asal China sangat mungkin dikenakan bea masuk yang tinggi oleh AS dan bea masuk balasan dari China nampak menjadi hal yang tak terhindarkan.

Belum tereskalasi saja, perang dagang yang antar kedua negara sejauh ini terlihat jelas sudah menyakiti perekonomian masing-masing. Jika perang dagang tereskalasi, maka perekonomian kedua negara akan semakin tertekan dan mungkin membawa AS ke jurang resesi.
Koreksi dalam yang terjadi di pasar saham dalam negeri banyak disumbang oleh investor asing. Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 38,4 miliar.

Sinyal datangnya resesi di AS membuat investor asing memasang mode defensif. Apalagi, investor asing sudah begitu gencar menyasar pasar saham Indonesia pada perdagangan pekan lalu. Sepanjang pekan lalu, investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 1,34 triliun.

Lebih lanjut, pelemahan rupiah juga memantik aksi jual investor asing. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,35% di pasar spot ke level Rp 14.210/dolar AS. Investor memilih melepas rupiah dan beralih memeluk dolar AS selaku safe haven di tengah ketidakpastian besar yang dihadapi saat ini.

5 besar saham yang dilepas investor asing adalah: PT Astra International Tbk/ASII (Rp 30,9 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 9,2 miliar), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (Rp 8,6 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 5,9 miliar), dan PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 5,1 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular