
Joss! Rupiah Juga Menguat Terhadap Dolar Australia
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 March 2019 13:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali menunjukkan kekuatan pada perdagangan Selasa (26/3/19), tidak hanya terhadap dolar AS, mata uang garuda ini juga menguat terhadap dolar Australia.
Pada pukul 12:23 WIB, 1 dolar Australia dihargai Rp. 10.000,85, menguat dari penutupan perdagangan Senin Rp. 10.091,20.
Statement dari Charles Evans dan Janet Yellen membuat pasar sedikit tenang, dan lepas untuk sementara lepas dari isu resesi AS. Dampaknya aset-aset berisiko kembali menjadi incaran pelaku pasar, termasuk mata uang emerging market seperti rupiah.
Charles Evans merupakan Presiden Federal Reserve (The Fed) wilayah Chicago, pada Senin kemarin iya menyatakan meski perekonomian AS melambat namun secara keseluruhan masih bagus, dan peluang terjadinya resesi di bawah 25%.
Sementara Janet Yellen merupakan mantan bos The Fed periode 2014 - 2018, ia menyatakan tidak melihat adanya risiko resesi dari inversi yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun, namun tingkat suku bunga The Fed dikatakan terlalu tinggi.
Dari Australia, Asisten Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA), Luci Ellis, pagi tadi mengatakan pasar tenaga kerja Australia mengalami penguatan, namun beberapa sektor seperti perumahan menunjukkan pelambatan, begitu juga dengan belanja rumah tangga yang masih rendah. Pernyataan RBA Ellis tersebut menunjukkan masih rentan-nya perekonomian Australia mengalami pelambatan.
Rupiah pada Senin berakhir melemah terhadap dolar AS, sekaligus mengakhiri penguatan tiga hari perdagangan beruntun.
Berikut tabel nilai tukar dolar Australia terhadap rupiah di bulan Maret.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Dolar Australia Sentuh Level Terlemah Sepekan, di Rp9.910
Pada pukul 12:23 WIB, 1 dolar Australia dihargai Rp. 10.000,85, menguat dari penutupan perdagangan Senin Rp. 10.091,20.
![]() Sumber: investing.com |
Charles Evans merupakan Presiden Federal Reserve (The Fed) wilayah Chicago, pada Senin kemarin iya menyatakan meski perekonomian AS melambat namun secara keseluruhan masih bagus, dan peluang terjadinya resesi di bawah 25%.
Sementara Janet Yellen merupakan mantan bos The Fed periode 2014 - 2018, ia menyatakan tidak melihat adanya risiko resesi dari inversi yield obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun, namun tingkat suku bunga The Fed dikatakan terlalu tinggi.
Dari Australia, Asisten Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA), Luci Ellis, pagi tadi mengatakan pasar tenaga kerja Australia mengalami penguatan, namun beberapa sektor seperti perumahan menunjukkan pelambatan, begitu juga dengan belanja rumah tangga yang masih rendah. Pernyataan RBA Ellis tersebut menunjukkan masih rentan-nya perekonomian Australia mengalami pelambatan.
Rupiah pada Senin berakhir melemah terhadap dolar AS, sekaligus mengakhiri penguatan tiga hari perdagangan beruntun.
Berikut tabel nilai tukar dolar Australia terhadap rupiah di bulan Maret.
![]() Sumber: investing.com |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Dolar Australia Sentuh Level Terlemah Sepekan, di Rp9.910
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular