
Kontrak Baru Sudah Capai Rp 10 T, WIKA Bidik Pasar Afrika
Monica Wareza, CNBC Indonesia
25 March 2019 18:35

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berhasil mengantongi nilai kontrak baru mencapai Rp 10,5 triliun hingga 25 Maret 2019. Nilai tersebut sudah 17% dari target kontrak baru sepanjang 2019 yang dipatok Rp 61,74 triliun.
Direktur Keuangan Wijaya Karya Ade Wahyu mengatakan perolehan kontrak baru tersebut diharapkan bisa menopang laba bersih di tiga bulan pertama ini naik 20% menjadi Rp 205,45 miliar, dari laba di periode yang sama tahun lalu senilai Rp 171,21 miliar.
"Untuk Q1 akan tumbuh pendapatan dan laba naik 20% dari kuartal pertama tahun lalu. Kalau kontrak ada Rp 10,5 triliun yang sudah kami peroleh di kuartal satu ini, mudah-mudahan masih ada 3, 4 atau 5 hari bisa bertambah," kata Ade, di Wika Tower, Jakarta, Senin (25/3).
"Sampai saat ini kami sudah sampai Rp 10,5 triliun. Artinya, minimal kami tumbuh 20% dari tahun lalu," katanya lagi.
Pendorong perolehan kontrak baru tersebut masih ditopang proyek infrastruktur jalan tol yang diperkirakan bisa mencapai Rp 12 triliun pada kuartal kedua ini. Total target kontrak pada kuartal kedua ini mencapai Rp 15 triliun.
Selain dari proyek infrastruktur, WIKA juga akan menggarap proyek di bidang energi dan ketahanan energi yang merupakan proyek investasi milik perseroan.
Adapun porsi perolehan kontrak di tahun ini mayoritas berasal dari proyek swasta 29,73% dari total target kontrak, lalu BUMN sebesar 29,62% dan proyek investasi internal WIKA sebesar 24,17%. Di sisi lain, porsi proyek dari pemerintah hanya sebesar 16,48%.
Bidik negara lain
Selain itu, tahun ini, WIKA juga menargetkan perolehan kontrak dari pekerjaan proyek luar negeri (overseas) tahun ini senilai Rp 2,5 triliun. Beberapa negara baru disasar untuk melebarkan portofolio kinerja perusahaan seperti ke Afrika (Aljazair, Nigeria) dan Uni Emirat Arab.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Operasional III Wijaya Karya Destiawan Soewardjono mengatakan perusahaan sudah mengantongi nilai kontrak sampai dengan Rp 600 miliar dari proyek di beberapa negara per Maret ini.
WIKA juga tengah dalam proses negosiasi untuk proyek baru di Taiwan dan Aljazair dengan nilai mencapai Rp 1 triliun.
"Full year 2019 di luar negeri target kontrak Rp 2,5 triliun, tapi potensi ada Rp 5 triliun. Potensi ini karena sebagian besar mengarah ke negosiasi jadi kalau jadi [maka] bisa dicapai," terang Destiawan.
Saat ini Wika tengah mengikuti tender pembangunan lintasan MRT di Filipina. Tak hanya itu, Wika juga mengejar proyek di Senegal untuk segera beroperasi setelah sebelumnya proyek ini tertunda karena perhelatan pemilu di negara tersebut.
"Diharapkan nanti bisa terus merambah di daerah Afrika karena di sana sekarang sedang giat untuk kembangkan transportasi kereta api," katanya.
Simak ulasan strategi dan target kontrak WIKA tahun ini.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Kontrak WIKA Turun 18,56% (YoY)
Direktur Keuangan Wijaya Karya Ade Wahyu mengatakan perolehan kontrak baru tersebut diharapkan bisa menopang laba bersih di tiga bulan pertama ini naik 20% menjadi Rp 205,45 miliar, dari laba di periode yang sama tahun lalu senilai Rp 171,21 miliar.
"Untuk Q1 akan tumbuh pendapatan dan laba naik 20% dari kuartal pertama tahun lalu. Kalau kontrak ada Rp 10,5 triliun yang sudah kami peroleh di kuartal satu ini, mudah-mudahan masih ada 3, 4 atau 5 hari bisa bertambah," kata Ade, di Wika Tower, Jakarta, Senin (25/3).
Pendorong perolehan kontrak baru tersebut masih ditopang proyek infrastruktur jalan tol yang diperkirakan bisa mencapai Rp 12 triliun pada kuartal kedua ini. Total target kontrak pada kuartal kedua ini mencapai Rp 15 triliun.
Selain dari proyek infrastruktur, WIKA juga akan menggarap proyek di bidang energi dan ketahanan energi yang merupakan proyek investasi milik perseroan.
Adapun porsi perolehan kontrak di tahun ini mayoritas berasal dari proyek swasta 29,73% dari total target kontrak, lalu BUMN sebesar 29,62% dan proyek investasi internal WIKA sebesar 24,17%. Di sisi lain, porsi proyek dari pemerintah hanya sebesar 16,48%.
Bidik negara lain
Selain itu, tahun ini, WIKA juga menargetkan perolehan kontrak dari pekerjaan proyek luar negeri (overseas) tahun ini senilai Rp 2,5 triliun. Beberapa negara baru disasar untuk melebarkan portofolio kinerja perusahaan seperti ke Afrika (Aljazair, Nigeria) dan Uni Emirat Arab.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Operasional III Wijaya Karya Destiawan Soewardjono mengatakan perusahaan sudah mengantongi nilai kontrak sampai dengan Rp 600 miliar dari proyek di beberapa negara per Maret ini.
WIKA juga tengah dalam proses negosiasi untuk proyek baru di Taiwan dan Aljazair dengan nilai mencapai Rp 1 triliun.
"Full year 2019 di luar negeri target kontrak Rp 2,5 triliun, tapi potensi ada Rp 5 triliun. Potensi ini karena sebagian besar mengarah ke negosiasi jadi kalau jadi [maka] bisa dicapai," terang Destiawan.
Saat ini Wika tengah mengikuti tender pembangunan lintasan MRT di Filipina. Tak hanya itu, Wika juga mengejar proyek di Senegal untuk segera beroperasi setelah sebelumnya proyek ini tertunda karena perhelatan pemilu di negara tersebut.
"Diharapkan nanti bisa terus merambah di daerah Afrika karena di sana sekarang sedang giat untuk kembangkan transportasi kereta api," katanya.
Simak ulasan strategi dan target kontrak WIKA tahun ini.
[Gambas:Video CNBC]
(tas) Next Article Kontrak WIKA Turun 18,56% (YoY)
Most Popular