Sempat Sentuh Tertinggi dalam 2 Pekan, Laju Euro Tertahan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 March 2019 13:53
Laju kenaikan penguatan euro terhadap dollar sedikit tertahan pada hari ini Rabu
Foto: Mata uang Euro (REUTERS/Eric Gaillard)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar euro terhadap dolar Amerika Serikat sedikit tertahan pada Rabu (20/3/2019) beberapa jam jelang pengumuman haris rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed).

Hingga Selasa (19/3/2019) kemarin, euro berhasil mencatat penguatan dalam tujuh dari delapan hari perdagangan, dan sempat mencapai level tertinggi dua pekan, dimana pair EUR/USD mencapai level 1,1361 dolar AS, mengutip kuotasi MetaTrader 5.

Sementara pada pukul 13:22 WIB hari ini, EUR/USD ditransaksikan di kisaran 1,1361, setelah sempat turun ke 1.1342.

Koreksi turun kurs euro terhadap dolar kemungkinan akibat aksi profit taking melihat kenaikan dalam dua pekan terakhir sekitar 1,4%. Belum lagi pengumuman kebijakan moneter The Fed yang biasanya memicu volatilitas tinggi di pasar forex.

Meski ada spekulasi kuat The Fed akan bersikap dovish, yang notabene akan menekan dolar, tapi hal tersebut sebatas spekulasi. Apa yang akan disampaikan The Fed baru akan terjawab saat pengumuman kebijakan pada Kamis (21/3/19) dini hari waktu Indonesia.

Selain proyeksi ekonomi AS, pelaku pasar akan memperhatikan dot plot yang akan dirilis The Fed. Dot plot ini digunakan untuk melihat proyeksi tingkat suku bunga per tahun.

Dot plot merupakan grafik yang menyajikan titik-titik, dimana setiap titik mewakili satu anggota pengambil keputusan The Fed atau yang dikenal dengan Federal Open Market Committee (FOMC). Grafik ini terdiri dari tahun (axis-x atau di bagian bawah) dan tingkat suku bunga (axis-y atau di bagian kir/kanan).

Euro Terkoreksi Dari Level Tertinggi Dalam Dua PekanFoto: Fed Dot Plot. (Bloomberg)

Gambar di atas menunjukkan dot plot The Fed yang dirilis bulan Desember. Dalam dot plot tersebut pada tahun 2019 terlihat median suku bunga atau Federal Funds Rate (FFR) berada di level 2,9%.

Jika melihat FFR The Fed saat ini sebesar 2,25% - 2,50%, dot plot tersebut mengindikasi The Fed melihat peluang suku bunga akan naik dua kali di tahun ini (setiap kenaikan biasanya sebesar 0,25%).

Namun, mengutip Bloomberg, senior ekonom Bloomberg Economic, Yelena Shulyatyeva, mengatakan The Fed kemungkinan akan menurunkan dot plot tersebut, namun mediannya kemungkinan akan tetap menunjukkan FFR akan naik satu kali di tahun ini.  


TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/hps) Next Article Mau Main Forex, Simak Ulasan Teknikal Dolar vs 4 Mata Uang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular