
Sri Mulyani: Jokowi Minta Lakukan Apapun yang Dianggap Perlu
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
20 March 2019 11:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah akan mengambil tindakan cepat dalam merespons semua situasi ekonomi yang terjadi tahun ini yang bersamaan dengan pemilihan umum (Pemilu). Hal tersebut harus dilakukan untuk menjaga kepercayaan pelaku pasar terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hal tersebut saat menyampaikan sambutan dalam acara yang dilaksanakan lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings.
"Kami punya political space. Kami selalu diskusi terkait tekanan saat ini, dari CAD (Current Account Defisit) balance of payment (neraca pembayaran), juga capital outflow. Tak sama seperti 2017 dan 2016, itu membutuhkan kami (untuk) merespons secara cepat, untuk pasar dan masyarakat menajga stabilitas," kata Sri Mulyani pada acara yang bertema Fitch on Indonesia 2019, di Jakarta, Rabu (20/03/2019).
Pada kesempatan tersebut Sri Mulyani juga menyampaikan Presiden Joko Widodo juga memberikan perintah kepada para menteri untuk mengambil tindakan yang perlu dilakukan, meski harus berdampak pada pertumbuhan.
"Kami menedepankan stabilitas dari growth. Kata presiden kamu boleh lakukan apa yang harus kamu lakukan," tambah Sri Mulyani.
Pada kesempatan yang sama, Sri Mulyani juga menyampaikan sejak lepas dari krisis 1997-1998, Indonesia sudah menjadi negara demokratis yang kuat. Penyelenggaraan Pemilu dari 1999 hingga 2014 berlangsung aman tanpa gejolak.
"Saya memastikan anda sekalian tidak perlu khawatir dengan pelaksanaan Pemilu tahun ini," kata Sri Mulyani.
Indonesia, lanjut Sri Mulyani, sudah melewati 2018 yang merupakan masa-masa sulit bagi banyak negara. Terjadi perubahan kebijakan di berbagai negara, terutama di Amerika Serikat.
Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), mengetatkan kebijakan suku bunga dengan menaikkan suku bunga, yang kemudian diikuti oleh Bank Indonesia. Dalam situasi tersebut, lanjut Menkeu, apapun harus dilakukan dan itu dilakuakn beberapa saat sebelum pemilu.
"Ini di seluruh dunia, namun apa yg dilakukan di indonesia beda dengan India, Turkey... komunikasi bank sentral dengan pemerintah sangat baik," ujar Sri Mulyani.
(hps/hps) Next Article RAPBN 2020 Dinilai Prudent, Tapi Waspadai Tantangan Ini
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan hal tersebut saat menyampaikan sambutan dalam acara yang dilaksanakan lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings.
"Kami punya political space. Kami selalu diskusi terkait tekanan saat ini, dari CAD (Current Account Defisit) balance of payment (neraca pembayaran), juga capital outflow. Tak sama seperti 2017 dan 2016, itu membutuhkan kami (untuk) merespons secara cepat, untuk pasar dan masyarakat menajga stabilitas," kata Sri Mulyani pada acara yang bertema Fitch on Indonesia 2019, di Jakarta, Rabu (20/03/2019).
Pada kesempatan tersebut Sri Mulyani juga menyampaikan Presiden Joko Widodo juga memberikan perintah kepada para menteri untuk mengambil tindakan yang perlu dilakukan, meski harus berdampak pada pertumbuhan.
Pada kesempatan yang sama, Sri Mulyani juga menyampaikan sejak lepas dari krisis 1997-1998, Indonesia sudah menjadi negara demokratis yang kuat. Penyelenggaraan Pemilu dari 1999 hingga 2014 berlangsung aman tanpa gejolak.
"Saya memastikan anda sekalian tidak perlu khawatir dengan pelaksanaan Pemilu tahun ini," kata Sri Mulyani.
Indonesia, lanjut Sri Mulyani, sudah melewati 2018 yang merupakan masa-masa sulit bagi banyak negara. Terjadi perubahan kebijakan di berbagai negara, terutama di Amerika Serikat.
Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), mengetatkan kebijakan suku bunga dengan menaikkan suku bunga, yang kemudian diikuti oleh Bank Indonesia. Dalam situasi tersebut, lanjut Menkeu, apapun harus dilakukan dan itu dilakuakn beberapa saat sebelum pemilu.
"Ini di seluruh dunia, namun apa yg dilakukan di indonesia beda dengan India, Turkey... komunikasi bank sentral dengan pemerintah sangat baik," ujar Sri Mulyani.
(hps/hps) Next Article RAPBN 2020 Dinilai Prudent, Tapi Waspadai Tantangan Ini
Most Popular