
Damai AS-China Berlanjut, Sebentar Lagi IHSG Tembus 6.500
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
20 March 2019 11:08

Melansir dari Reuters, perwakilan dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan terbang ke Beijing pekan depan dan bertemu Wakil Perdana Menteri China Liu He.
Liu He dijadwalkan akan mengunjungi Washington sepekan kemudian.
Pertemuan minggu depan akan menjadi kelanjutan pembicaraan tatap muka pertama semenjak penundaan kenaikan bea impor China senilai US$ 250 miliar, yang awalnya direncanakan tanggal 1 Maret.
Kabar gembira ini menandai sinyal percepatan negosiasi yang kemarin sempat dikabarkan akan mundur hingga Juni.
Akan tetapi, belum terdapat konfirmasi atas topik diskusi apa yang akan diangkat pada pertemuan minggu depan. Namun, pembicaraan sepertinya seputar kekhawatiran kedua belah pihak akan jaminan tarif impor dan mekanisme pasar.
Pihak China khawatir karena belum adanya jaminan yang meyakinkan dari Washington bahwa berbagai bea impor yang dikenakan terhadap China akan dihapuskan.
Pasalnya, pihak administratif Donald Trump belum memberikan konfirmasi apakah akan membatalkan tarif impor senilai US$ 250 miliar yang akan dibebankan pada China.
Lebih lanjut, pihak Washington menginginkan China melindungi hak kekayaan intelektual, penghapusan kewajiban transfer teknologi bagi investasi asing di China, nilai tukar yuan yang lebih mencerminkan fundamental dan mekanisme pasar, atau penghapusan subsidi di berbagai sendi perekonomian Negeri Tirai Bambu.
Pertemuan minggu depan juga diharapkan akan menegosiasikan kenaikan pembelian China atas produk-produk AS, seperti produk pertanian dan komoditas energi yang dapat membantu untuk mengurangi defisit neraca perdagangan Amerika.
Saham-saham yang mendukung penguatan IHSG adalah PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk/INKP (naik 0,08 poin); PT Bank Pan Indonesia Tbk/PNBN (naik 0,07 poin); PT Gudang Garam Tbk/GGRM (naik 0.06 poin) ; PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (naik 0.04 poin); dan PT Vale Indonesia Tbk/INCO (naik 0,03 poin)
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/tas)
Liu He dijadwalkan akan mengunjungi Washington sepekan kemudian.
Pertemuan minggu depan akan menjadi kelanjutan pembicaraan tatap muka pertama semenjak penundaan kenaikan bea impor China senilai US$ 250 miliar, yang awalnya direncanakan tanggal 1 Maret.
![]() |
Kabar gembira ini menandai sinyal percepatan negosiasi yang kemarin sempat dikabarkan akan mundur hingga Juni.
Akan tetapi, belum terdapat konfirmasi atas topik diskusi apa yang akan diangkat pada pertemuan minggu depan. Namun, pembicaraan sepertinya seputar kekhawatiran kedua belah pihak akan jaminan tarif impor dan mekanisme pasar.
Pihak China khawatir karena belum adanya jaminan yang meyakinkan dari Washington bahwa berbagai bea impor yang dikenakan terhadap China akan dihapuskan.
Pasalnya, pihak administratif Donald Trump belum memberikan konfirmasi apakah akan membatalkan tarif impor senilai US$ 250 miliar yang akan dibebankan pada China.
Lebih lanjut, pihak Washington menginginkan China melindungi hak kekayaan intelektual, penghapusan kewajiban transfer teknologi bagi investasi asing di China, nilai tukar yuan yang lebih mencerminkan fundamental dan mekanisme pasar, atau penghapusan subsidi di berbagai sendi perekonomian Negeri Tirai Bambu.
Pertemuan minggu depan juga diharapkan akan menegosiasikan kenaikan pembelian China atas produk-produk AS, seperti produk pertanian dan komoditas energi yang dapat membantu untuk mengurangi defisit neraca perdagangan Amerika.
Saham-saham yang mendukung penguatan IHSG adalah PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk/INKP (naik 0,08 poin); PT Bank Pan Indonesia Tbk/PNBN (naik 0,07 poin); PT Gudang Garam Tbk/GGRM (naik 0.06 poin) ; PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (naik 0.04 poin); dan PT Vale Indonesia Tbk/INCO (naik 0,03 poin)
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular