
Ditolong Rupiah, IHSG Masuk Zona Hijau
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
20 March 2019 09:50

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,1% pada perdagangan hari ini, Rabu (20/3/2019) ke level 6.486,88. IHSG tampaknya terus berusaha kembali menyentuh level psikologis 6.500.
Salah satu sentimen penguat indeks pada perdagangan hari ini datang dari rupiah. Mata uang rupiah akhirnya menguat 0,04% di kala mata uang negara lain kalah dengan dolar AS. Kondisi ini memberikan optimisme bagi pelaku pasar untuk terus masuk ke pasar saham Indonesia.
Pada pukul 09:19 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.220 di mana rupiah menguat tipis 0,04%. Meski apresiasinya menipis, kinerja rupiah sebenarnya tidak jelek-jelek amat dibandingkan mata uang negeri tetangga.
Pergerakan rupiah sudah cukup membuatnya duduk sebagai mata uang terbaik kedua di Asia, hanya kalah dari ringgit Malaysia.
Kebetulan hanya mata uang dari dua negara serumpun ini yang menguat, sementara mata uang Asia lainnya tidak selamat melawan dolar AS.
Apresiasi rupiah ini yang kemudian membuat investor asing selama 4 hari beruntun terus melakukan aksi beli di bursa saham Indonesia. Dalam sepekan terakhir, net buy asing sudah mencapai Rp 935,24 miliar hingga sesi I pada 20 Maret ini.
Ekspektasi atas hasil dovish (tidak agresif) dari pertemuan The Federal Reserve terus menjadi motor penguatan rupiah. Pada Kamis (21/3/2019) waktu Indonesia, The Fed dijadwalkan merilis tingkat suku bunga acuan terbaru.
Mengutip situs resmi CME Group, pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund Futures per 19 Maret 2019, terdapat peluang sebesar 98,7% bahwa The Fed akan menahan tingkat suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini.
Saham-saham yang mendukung penguatan IHSG adalah PT Bank Sentral Asia Tbk/BBCA 9naik 0,27 poin); PT Bank Pan Indonesia Tbk/PNBN (naik 0,06 poin); PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (naik 0.05 poin), dan PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (naik 0,03 poin)
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Salah satu sentimen penguat indeks pada perdagangan hari ini datang dari rupiah. Mata uang rupiah akhirnya menguat 0,04% di kala mata uang negara lain kalah dengan dolar AS. Kondisi ini memberikan optimisme bagi pelaku pasar untuk terus masuk ke pasar saham Indonesia.
Pada pukul 09:19 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.220 di mana rupiah menguat tipis 0,04%. Meski apresiasinya menipis, kinerja rupiah sebenarnya tidak jelek-jelek amat dibandingkan mata uang negeri tetangga.
Pergerakan rupiah sudah cukup membuatnya duduk sebagai mata uang terbaik kedua di Asia, hanya kalah dari ringgit Malaysia.
Apresiasi rupiah ini yang kemudian membuat investor asing selama 4 hari beruntun terus melakukan aksi beli di bursa saham Indonesia. Dalam sepekan terakhir, net buy asing sudah mencapai Rp 935,24 miliar hingga sesi I pada 20 Maret ini.
Ekspektasi atas hasil dovish (tidak agresif) dari pertemuan The Federal Reserve terus menjadi motor penguatan rupiah. Pada Kamis (21/3/2019) waktu Indonesia, The Fed dijadwalkan merilis tingkat suku bunga acuan terbaru.
Mengutip situs resmi CME Group, pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund Futures per 19 Maret 2019, terdapat peluang sebesar 98,7% bahwa The Fed akan menahan tingkat suku bunga acuan pada pertemuan bulan ini.
Saham-saham yang mendukung penguatan IHSG adalah PT Bank Sentral Asia Tbk/BBCA 9naik 0,27 poin); PT Bank Pan Indonesia Tbk/PNBN (naik 0,06 poin); PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk/INTP (naik 0.05 poin), dan PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (naik 0,03 poin)
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Most Popular