Fokus Investor

MDIA & VIVA Rights Issue, Market Cap BBRI Dekati Rp 500 T

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
20 March 2019 07:51
Rangkuman aksi korporasi dan kabar emiten di Bursa Efek Indonesia.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Selasa (19/3/2019) dengan pelemahan 0,45% ke level 6.480,28. Indeks akhirnya berakhir terkoreksi setelah empat hari berturut-turut diperdagangkan di zona hijau.

IHSG ditutup di zona merah kala bursa saham utama kawasan Asia bergerak variatif: indeks Nikkei turun 0,08%, indeks Shanghai turun 0,18%, indeks Kospi turun 0,09%, indeks Hang Seng naik 0,19%, dan indeks Straits Times naik 0,25%.


Tarik-menarik antara sentimen positif berupa ekspektasi atas dovish-nya bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve dan sentimen negatif berupa No-Deal Brexit membuat bursa saham Benua Kuning bingung menentukan arah. Selain itu, perkembangan terbaru diskusi lanjutan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping nampaknya akan diundur hingga Juni.

Ada beberapa peristiwa yang terjadi pada emiten-emiten dan layak disimak oleh investor sebelum perdagangan hari ini, Rabu (19/3/2019), dibuka:

1. VIVA & MDIA Rights Issue, Bisnis Apa dengan Erick & Pieter?
Induk dan anak usaha, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) dan PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), perusahaan media Grup Bakrie akan melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD/ private placement) yang diumumkan kedua perusahan Senin (18/3/2019) malam.

VIVA akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,64 miliar atau 10% saham dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor dengan nominal Rp 100/saham. Sejalan dengan induk usahanya, MDIA juga akan melakukan aksi korporasi yang sama dengan menerbitkan 10% saham baru atau sebanyak-banyak 3,92 miliar saham dengan nominal Rp 10/saham.


Aksi korporasi ini sebelumnya sudah terembus beberapa waktu lalu. Pengusaha Pieter Tanuri dan Erick Thohir memborong saham VIVA dalam jumlah besar dan sempat jadi perbincangan pelaku pasar.

2. Setelah Moody's, Giliran Fitch Ratings Ubah Peringkat LPKR
Lembaga pemeringkat global asal Amerika Serikat Fitch, menempatkan peringkat CCC+ atas utang jangka panjang dalam Rupiah maupun valas atas emiten pengembang properti PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dengan Rating Watch Positive. Sebelumnya, Fitch menempatkan kredit rating CCC+ dengan implikasi negatif.

Pada saat yang sama, Fitch Ratings Indonesia telah menempatkan peringkat Lippo dari sebelumnya BB- menjadi Rating Watch Positive (RWP).

Dalam keterangan persnya, Fitch menjelaskan, peringkat CCC+ dengan implikasi positif tersebut didasarkan rencana perseroan pada tanggal 12 Maret 2019 yang akan menambah modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue senilai US$ 730 juta yang akan selesai pada akhir Juni 2019 dan rencana pelepasan aset senilai USD280 juta yang akan rampung pada semester kedua tahun ini.

3. Caplok Phapros, Kimia Farma Siapkan Rp 1,5 T dari 3 Bank BUMN
Emiten produk farmasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) menyiapkan dana talangan antara Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun dari tiga bank BUMN untuk membiayai akuisisi 56,8% saham PT Phapros Tbk (PEHA).

Dana talangan bersumber dari 3 bank BUMN, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Adapun realisasi dari jual beli saham bersyarat (conditional sales and purchase agreement) pembelian Phapros akan dilakukan secara resmi, berikut dengan informasi detail harga pembelian pada 27 Maret mendatang.

4. Kedawung Cetak Laba Naik Jadi Rp 77 M
Emiten produsen peralatan rumah tangga, PT Kedawung Setia Industri Tbk (KDSI) membukukan laba bersih sebesar Rp 76,76 miliar tahun lalu, naik 11,32% dibandingkan periode yang sama di 2017 sebesar Rp 68,96 miliar.

Sejalan dengan kenaikan laba tersebut, laba bersih per saham KDSI juga naik sebesar Rp 189,54 per saham dari tahun sebelumnya Rp 170,28 per saham.

Kenaikan laba bersih ini tak searah dengan pergerakan harga saham perseroan yang justru koreksi 2,98% di level Rp 1.140/saham pada perdagangan sesi I, Selasa (19/3/2019). Secara year to date atau sejak awal tahun, saham KDSI naik hanya 14%.

5. Saham BBRI Rekor! Kapitalisasi Pasar Hampir Tembus Rp 500 T
Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan angka tertinggi sepanjang sejarah setelah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 10 November 2003.

Data BEI mencatat pada perdagangan Senin (18/3/2019), saham BBRI ditutup di level Rp 4.040/saham atau 1,51% lebih tinggi dari penutupan Jumat akhir pekan lalu di harga Rp 3.980/saham.

Nilai transaksi BBRI mencapai Rp 475,26 miliar dengan pembelian bersih oleh asing (net foreign buy) sebesar Rp 235,93 miliar. Harga saham BBRI kemarin itu merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah bank BUMN ini. Melonjaknya harga saham otomatis mendongkrak kapitalisasi pasar (market cap) BBRI menjadi Rp 498,32 triliun.
(prm) Next Article Denda Lunas, Suspensi Saham Induk ANTV Akhirnya Dibuka

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular