Analisis Fundamental

Laba Jasa Marga 2018 Relatif Stagnan, Apa yang Terjadi?

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
18 March 2019 19:19
Laba Jasa Marga 2018 Relatif Stagnan, Apa yang Terjadi?
Foto: Ruas Jalan Tol JORR 2 Milik Kelompok Usaha Jasa Marga (Ist Jasa Marga via CNBC Indonesia)
Jakarta,CNBC Indonesia - BUMN pengelola jalan tol dan konstruksi, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mencatatkan kenaikan pendapatan hanya sebesar 5,35% YoY menjadi Rp 36,97 triliun dari tahun 2017 yang sebesar Rp 35,09 triliun.

Kendati naik, performa pendapatan JSMR ini sangat kontras jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2017 ketika pendapatan perusahaan meroket hingga 110,62%.

Lantas sebetulnya apa yang terjadi?

Jasa Marga memiliki dua lini bisnis yang menopang kinerja perusahaan, yakni pendapatan tol dan usaha lain, serta pendapatan konstruksi.


Sepanjang tahun 2018, pendapatan tol dan usaha lain berhasil tumbuh 9,67% YoY menjadi Rp 9,78 triliun dari tahun 2017 sebesar Rp 8,92 triliun. Persentase pertumbuhan itu lebih baik dari 2017-2016 yang hanya naik 1,01%.

Akan tetapi, pertumbuhan pendapatan tahun lalu itu sebetulnya di bawah ekspektasi. Pasalnya, tahun lalu, Jasa Marga telah mengoperasikan 7 jalan tol baru dengan total panjang 318,75 Km sehingga mestinya ada dorongan peningkatan di lini bisnis ini.


Di lain pihak, pendapatan konstruksi hanya naik 3,89% YoY menjadi Rp 27,19 triliun. Mari kita bandingkan dengan 2016-2017, di mana bisnis konstruksi Jasa Marga meroket 234,27%. Dengan besaran sumbangan lini bisnis konstruksi terhadap total pendapatan sekitar 73-74%, maka tak heran tahun 2017 total pendapatan JSMR bisa melesat 110,62%.

Pendapatan konstruksi yang dimaksud adalah kompensasi untuk jasa yang dilakukan Jasa Marga dalam pembangunan dan peningkatan kapasitas jalan tol

Tim Riset CNBC Indonesia menilai, meskipun secara kontribusi pendapatan sektor konstruksi lebih besar, tapi pendapatan tol lebih penting untuk laba bersih (bottom line) perusahaan. Hal tersebut dikarenakan, pendapatan tol memiliki gross margin (marjin laba kotor) yang lebih tinggi.

Namun, sayangnya, tahun lalu pesatnya pertumbuhan bisnis tol tidak terefleksikan pada pertumbuhan laba bersih perusahaan karena terjadi penurunan pertumbuhan yang sangat signifikan pada pos pendapatan konstruksi.

Itu sebabnya, tahun 2018, pertumbuhan laba bersih Jasa Marga relatif stagnan dengan kenaikan hanya 0,11% YoY menjadi Rp 2,201 triliun dari tahun 2017 yang sebesar Rp 2,2 triliun.

Alhasil, tahun lalu laba per saham perusahaan hanya naik 0,33 poin menjadi Rp 303,48 dari Rp 303,16 di tahun 2017.


LANJUT HALAMAN BERIKUTNYA

Lebih lanjut, dari sis neraca, Jasa Marga hanya berhasil membukukan kenaikan total aset sebesar 4,07% menjadi Rp 84,42 triliun. Mskipun hak konsesi atas jalan tol tumbuh hingga 11,24% YoY, tapi aset lancar perusahaan anjlok 37,78% YoY.

Tahun 2018, total aset lancar Jasa Marga hanya sebesar Rp 11,81 triliun dari tahun 2017 yang sebesar Rp 18,99 triliun.

Anjloknya aset lancar JSMR dikarenakan penurunan signifikan pada kas dan setara kas, serta piutang lainnya pihak berelasi yang turun masing-masing 13,53% YoY (atau menjadi Rp 5,94 triliun) dan 53,25% YoY (atau menjadi Rp 5,33 triliun).


Dari sisi liabilitas perusahaan, penurunan signifikan terjadi pada pos utang (jangka panjang) bank dan utang obligasi.

Utang bank tahun 2018 turun 10,72% YoY menjadi Rp 18,89 triliun dari yang sebelumnya Rp 21,16 triliun. Sedangkan utang obligasi turun 13,09% YoY menjadi Rp 6,45 triliun.

Meskipun Jasa Marga tampak tidak tumbuh sebesar ekspansi yang dilakukan perusahaan tahun lalu, para pelaku pasar masih mengapresiasi perusahaan, apalagi dengan melihat nilai price-earning-ratio (PER) JSMR yang cukup tinggi, yaitu sebesar 18,68 kali.

PER adalah ukuran yang biasa digunakan untuk valuasi perusahaan yang dihitung dengan membagi harga saham dengan laba bersih per saham. Semakin tinggi PER, maka valuasi dari sebuah perusahaan dapat dikatakan semakin mahal.

Tahun 2019, Jasa Marga masih terus akan berekspansi baik dari sisi pembangunan ruas jalan tol.

Selain itu, anak usaha JSMR, PT Jasamarga Propertim juga tak berhenti memperbesar bisnis dengan berencana membangun tiga hotel di rest area jalan tol Trans Jawa yakni Batang-Semarang, Solo-Ngawi, dan Surabaya-Mojokerto. Rencana tersebut untuk mengakomodasi persiapan arus mudik Lebaran 2019.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Simak ulasan strategi Jasa Marga perbesar pangsa pasar jalan tol.
[Gambas:Video CNBC]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular