
Ditopang Net Buy & Bursa Regional, IHSG Tembus 6.500 Lagi!
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
18 March 2019 17:18

Investor asing berperan besar dalam mendorong penguatan IHSG. Hingga akhir perdagangan hari ini, Senin (18/3/2019), investor asing membukukan beli bersih senilai Rp 687,8 miliar di pasar saham tanah air, menandai beli bersih selama 2 hari beruntun.
Selain karena kondisi eksternal yang kondusif, aksi beli yang dilakukan investor asing juga dipicu oleh penguatan nilai tukar rupiah. Hingga sore hari, rupiah menguat 0,14% di pasar spot ke level Rp 14.235/dolar AS.
Rupiah menguat lantaran ada optimisme bahwa defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) bisa ditekan pada tahun ini.
Pasalnya, jika ditotal neraca dagang Indonesia hanya membukukan defisit senilai US$ 734 juta dalam dua bulan pertama tahun ini, lebih rendah dibandingkan defisit pada dua bulan pertama tahun 2018 yang mencapai US$ 809 juta.
Bahkan, pada Februari 2019 neraca dagang Indonesia sudah bisa membukukan surplus yakni senilai US$ 330 juta. Pada Januari, neraca dagang Indonesia membukukan defisit senilai US$ 1,06 miliar.
Bagi pergerakan rupiah, pos transaksi berjalan tentulah merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa).
Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Sebanyak 5 besar saham yang diburu investor asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 237,6 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 167,6 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 108,5 miliar), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk/BTPS (Rp 76,3 miliar), dan PT Intiland Development Tbk/DILD (Rp 50,8 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Selain karena kondisi eksternal yang kondusif, aksi beli yang dilakukan investor asing juga dipicu oleh penguatan nilai tukar rupiah. Hingga sore hari, rupiah menguat 0,14% di pasar spot ke level Rp 14.235/dolar AS.
Rupiah menguat lantaran ada optimisme bahwa defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) bisa ditekan pada tahun ini.
Pasalnya, jika ditotal neraca dagang Indonesia hanya membukukan defisit senilai US$ 734 juta dalam dua bulan pertama tahun ini, lebih rendah dibandingkan defisit pada dua bulan pertama tahun 2018 yang mencapai US$ 809 juta.
Bahkan, pada Februari 2019 neraca dagang Indonesia sudah bisa membukukan surplus yakni senilai US$ 330 juta. Pada Januari, neraca dagang Indonesia membukukan defisit senilai US$ 1,06 miliar.
Bagi pergerakan rupiah, pos transaksi berjalan tentulah merupakan hal yang sangat penting lantaran menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa).
Hal ini berbeda dengan pos transaksi modal dan finansial yang bisa cepat berubah karena datang dari aliran modal portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Sebanyak 5 besar saham yang diburu investor asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 237,6 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 167,6 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 108,5 miliar), PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk/BTPS (Rp 76,3 miliar), dan PT Intiland Development Tbk/DILD (Rp 50,8 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular